Dibutuhkan perencanaan matang agar proyek-proyek yang dirancang tetap terukur, bermakna, dan sesuai dengan capaian pembelajaran.
Jangan sampai kokurikuler hanya menjadi formalitas atau sekadar kegiatan "tambahan" tanpa esensi yang jelas. Semangatnya harus tetap pada penguatan dan pengayaan.
Tentu saja, penerapan kokurikuler akan berbeda-beda di setiap sekolah tergantung pada kreativitas, kesiapan SDM, maupun fasilitas yang ada. Kokurikuler adalah langkah agar pembelajaran tidak kehilangan roh, dan tetap relevan dengan zaman yang terus berubah.
Untuk jangka panjang, kita berharap kokurikuler, meski hanya 35 menit dalam sepekan bisa menjadi gerbang menuju lahirnya pelajar-pelajar yang adaptif..
Mungkin memang tidak semua sekolah langsung bisa menjalankan ini dengan sempurna. Tapi semua bisa mulai dari langkah kecil yang konsisten.
Apresiasi patut diberikan pada para guru yang mau terus belajar dan mencoba. Karena sesungguhnya pendidikan yang baik tidak pernah selesai dipelajari.
Dan inilah yang disebut dengan revolusi senyap dalam dunia pendidikan. Tidak banyak yang sadar tapi dampaknya akan terasa dalam beberapa tahun ke depan.
Maka mari sambut kokurikuler ini dengan semangat baru. Karena perubahan kecil yang dilakukan dengan serius akan melahirkan perubahan yang berarti.
Semoga ini bermanfaat.
Literasi: