Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ada Kokurikuler dalam Struktur Kurikulum Merdeka Mulai 2025

19 Juli 2025   09:58 Diperbarui: 21 Juli 2025   00:24 5556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meraba-raba kokurikuler dalam struktur kurikulum saat ini mulai tahun ajaran baru TP 2025-2026. (Kompas.com/Ahmad Dzulviqor)

Dunia pendidikan Indonesia kembali bergerak dinamis. Tanpa gembar-gembor pergantian kurikulum, namun gebrakan demi gebrakan terus terasa di lapangan. Di tahun ajaran baru ini, sebuah istilah mulai ramai dibicarakan yakni kokurikuler.

Meskipun Kurikulum Merdeka masih menjadi nama resmi yang digunakan tapi perubahan implementasi terus bermunculan. Menteri baru tampaknya cukup berhati-hati agar tidak mengulang "drama" gonta-ganti kurikulum seperti di masa lalu.

Di tengah kehati-hatian itu, justru lahirlah sejumlah kebijakan ---model baru atau sekadar ganti istilah dari kebijakan lama--- yang menjadi titik-titik perubahan kurikulum. Salah satunya adalah hadirnya kegiatan kokurikuler dalam struktur pembelajaran siswa.

Tapi sebelum membahas lebih jauh, mari kita tengok terlebih dahulu apa saja perubahan yang terjadi belakangan ini. Misalnya, mengganti Ujian Nasional (UN) dengan Tes Kompetensi Akademik (TKA), ada juga kebijakan baru mengenai ijazah berupa cap tiga jari dan tanda tangan siswa sudah tidak diperlukan lagi. Simpel dan katanya lebih efisien walau sempat menimbulkan perdebatan di kalangan pendidik dan masyarakat.

Kembali ke kokurikuler. Apakah ada bedanya dengan ekstrakurikuler? Kokurikuler punya peran unik yang strategis dalam mendukung pembelajaran utama.

Untuk memahaminya kita perlu kembali ke tiga istilah penting dalam dunia pendidikan: intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kini kokurikuler.

Intrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran utama yang terjadi dalam jam pelajaran. Ini mencakup semua mata pelajaran pokok.

Ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan diri siswa di luar jam pelajaran. Tujuannya adalah menggali minat, bakat, dan menumbuhkan soft skill seperti kepemimpinan, kolaborasi, dan sportivitas.

Sementara itu, kokurikuler adalah jembatan antara keduanya. Ia berfungsi sebagai penguat dan pengayaan dari kegiatan intrakurikuler dan dilakukan dalam jam pelajaran, namun bersifat fleksibel dan lebih kontekstual.

Struktur Kurikulum Merdeka saat ini. (Sumber: Permendikdasmen no 13 tahun 2025)
Struktur Kurikulum Merdeka saat ini. (Sumber: Permendikdasmen no 13 tahun 2025)

Menurut struktur terbaru, kokurikuler mendapatkan alokasi waktu 1 jam pelajaran atau 35 menit setiap minggunya. Ini bukan waktu yang panjang, namun cukup strategis bila dikelola dengan tepat.

Kokurikuler bisa berbentuk proyek sederhana, tugas keterampilan, diskusi interaktif, hingga kunjungan lapangan yang mendukung pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

Dengan adanya jam resmi untuk kokurikuler maka guru kini punya ruang untuk melakukan penguatan materi tanpa harus mengorbankan waktu pelajaran utama. Ini bisa menjadi jawaban dari kebutuhan banyak guru yang selama ini kesulitan menuntaskan materi sekaligus memperkuat pemahaman siswa dalam waktu yang terbatas.

Menariknya, kokurikuler juga menjadi jawaban atas pertanyaan ke mana perginya P5. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) kini tidak lagi disebut secara eksplisit dalam struktur pembelajaran.

Meski demikian, semangat P5 tetap hidup dan bisa diintegrasikan dalam kegiatan kokurikuler. Artinya, proyek-proyek kontekstual berbasis nilai-nilai Pancasila tetap bisa berjalan. Bahkan, dengan pendekatan yang lebih luwes ini, guru dan siswa bisa lebih bebas mengeksplorasi isu-isu aktual yang relevan dengan kehidupan nyata.

Dalam konteks ini, kokurikuler menjadi laboratorium mini tempat siswa berlatih berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Tidak hanya menambah nilai pengetahuan, tetapi juga menguatkan karakter.

Misalnya, dalam pelajaran IPA, siswa bisa melakukan proyek hidroponik mini di sekolah. Atau dalam Bahasa Indonesia, siswa bisa membuat podcast literasi atau vlog bertema budaya lokal. Dalam pelajaran PAI, siswa meningkatkan keterampilan shalat atau hafalan surat pendek.

Bayangkan dampaknya terhadap antusiasme siswa. Pembelajaran jadi lebih hidup dengan memproduksi karya nyata.

Ini sejalan dengan semangat deep learning atau pembelajaran mendalam yang kini digadang-gadang jadi arah baru pendidikan nasional. Deep learning menekankan proses belajar bermakna yang tidak hanya menghafal fakta, tapi juga memahami konsep, menganalisis, dan menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Bagi guru, ini adalah peluang untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam merancang pembelajaran. Guru fasilitator proses belajar yang menyenangkan. 

Demi terlaksananya kokurikuler dengan baik maka perubahan ini juga menuntut adanya kolaborasi yang lebih erat antara guru, siswa, maupun orangtua.

Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum saat ini. (Sumber jdih.kemdikbud.go.id)
Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum saat ini. (Sumber jdih.kemdikbud.go.id)

Dibutuhkan perencanaan matang agar proyek-proyek yang dirancang tetap terukur, bermakna, dan sesuai dengan capaian pembelajaran.

Jangan sampai kokurikuler hanya menjadi formalitas atau sekadar kegiatan "tambahan" tanpa esensi yang jelas. Semangatnya harus tetap pada penguatan dan pengayaan.

Tentu saja, penerapan kokurikuler akan berbeda-beda di setiap sekolah tergantung pada kreativitas, kesiapan SDM, maupun fasilitas yang ada. Kokurikuler adalah langkah agar pembelajaran tidak kehilangan roh, dan tetap relevan dengan zaman yang terus berubah.

Untuk jangka panjang, kita berharap kokurikuler, meski hanya 35 menit dalam sepekan bisa menjadi gerbang menuju lahirnya pelajar-pelajar yang adaptif..

Mungkin memang tidak semua sekolah langsung bisa menjalankan ini dengan sempurna. Tapi semua bisa mulai dari langkah kecil yang konsisten.

Apresiasi patut diberikan pada para guru yang mau terus belajar dan mencoba. Karena sesungguhnya pendidikan yang baik tidak pernah selesai dipelajari.

Dan inilah yang disebut dengan revolusi senyap dalam dunia pendidikan. Tidak banyak yang sadar tapi dampaknya akan terasa dalam beberapa tahun ke depan.

Maka mari sambut kokurikuler ini dengan semangat baru. Karena perubahan kecil yang dilakukan dengan serius akan melahirkan perubahan yang berarti.

Semoga ini bermanfaat.

Literasi:

https://kurikulum.kemdikbud.go.id/rujukan

https://guruinovatif.id/@redaksiguruinovatif/kokurikuler-kegiatan-pengembangan-karakter-siswa#:~:text=Oleh%20karena%20itu%2C%20pembelajaran%20secara%20langsung%20dapat,untuk%20karir%20dan%20kehidupan%20di%20lingkungan%20sosial.

https://campus.quipper.com/kampuspedia/kokurikuler

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== AKBAR FAUZAN ==

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun