Guru juga perlu menyampaikan bahwa nilai siswa tidak diukur dari mahalnya sepatu atau buku tulis yang semua baru. Melainkan dari sikap dan semangat belajar para siswa.
Bangunlah Pendidikan Karakter yang MindfulÂ
Yuk, jadikan Tahun Ajaran Baru ini bukan ajang belanja besar-besaran. tapi ajang menata niat dan semangat baru.
Sampaikan pada anak-anak bahwa belajar itu butuh hati yang tulus. bukan tergantung perlengkapan yang mewah dan mulus.
Penting bagi kita semua ---guru, orangtua, bahkan siswa--- untuk mulai mengubah cara pandang terhadap simbol-simbol kesuksesan. Bahwa sukses itu bukan soal tampil wah tapi soal bisa bertahan dalam keterbatasan dan tetap bisa berbagi.
Ajarkan anak untuk mencintai barang yang mereka miliki, merawatnya, dan tidak mudah tergoda dengan tren konsumtif ala FOMO atau YOLO. Karena yang baik itu YONO (you only need one).Â
Anak yang memiliki kesadaran ini akan tumbuh menjadi pribadi yang bijak, tidak mudah iri dengan teman-temannya, dan tahu diri dalam berbagai situasi.
Kalau dalam pepatah Minangkabau, dikenal dengan anak-anak yang "Tau jo untuang" atau sadar diri dan mawas diri.
Ketika anak mampu memahami kondisi keuangan orangtua tanpa banyak menuntut maka itu adalah tanda kecerdasan emosional yang luar biasa.
Mari kita bangun generasi yang tangguh bukan karena barang barunya. tapi karena karakternya yang luar biasa. Mari pula bentuk anak-anak kita menjadi pribadi yang memahami arti cukup, tidak berlebih-lebihan, tidak mubazir, bersyukur atas yang dimiliki, dan tahu kapan harus berjuang untuk mendapatkan sesuatu.
Kita tak ingin anak-anak kita tumbuh menjadi "budak konsumerisme". Sebaiknya jadi anak-anak tangguh yang siap menghadapi dunia nyata.
Tahun Ajaran Baru bukan sekadar soal ganti seragam dan beli perlengkapan sekolah yang baru. Tapi soal ganti semangat dan cara berpikir yang lebih bijak dan terbuka.