Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dari Honorer Jadi ASN, Bagaimana Guru PPPK Kelola Gaji Pertama?

20 Juni 2025   09:33 Diperbarui: 22 Juni 2025   16:15 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasca guru honorer jadi ASN jalur PPPK, bagaimana caranya mengelola gaji pertama? (Dok. Kompas.id)

Setelah Jadi Guru PPPK tingkatkan terus literasi keuangan lalu coba-coba berinvestasi. (Dok. Pixabay/AndreyPopov via Kompas.com)
Setelah Jadi Guru PPPK tingkatkan terus literasi keuangan lalu coba-coba berinvestasi. (Dok. Pixabay/AndreyPopov via Kompas.com)

Saatnya Naik Level dengan Literasi Keuangan

Lebih baik lagi kalau gaji pertama digunakan untuk membangun fondasi kemandirian finansial. Mulai menabung, membuat dana darurat, atau mengikuti program investasi ringan yang sesuai dengan kondisi keuangan. Dengan begitu, status baru sebagai guru PPPK juga membawa perubahan nyata dalam hidup ---bukan hanya secara administratif tapi juga finansial. 

Karena guru yang sejahtera secara finansial akan lebih tenang dan fokus dalam mendidik. Naik status jadi ASN PPPK, jangan sampai perjuangan panjang itu hanya berhenti di selembar SK dan rutinitas bulanan menunggu tanggal gajian. Kini saatnya naik level dari sekadar menerima gaji, menjadi guru yang melek dan bijak secara finansial. Salah satu langkah strategis yang bisa terus dikembangkan adalah meningkatkan literasi keuangan. Karena, sebaik apapun penghasilan jika tidak dikelola dengan bijak maka akan selalu terasa kurang.

Gaji guru PPPK memang tak membuat langsung tajir tapi cukup stabil untuk mulai menata masa depan. Ini adalah momen terbaik untuk memulai kebiasaan finansial yang sehat. Cobalah menyisihkan sebagian dari gaji untuk investasi jangka panjang. Tak harus langsung besar yang penting konsisten. Mulai dari yang masuk akal dan realistis seperti membeli emas. 

Bagi yang punya minat berwirausaha maka gaji PPPK juga bisa dimanfaatkan sebagai modal awal untuk membuka usaha kecil-kecilan. Misalnya, jualan camilan sehat, bisnis online, atau menjual produk edukatif seperti alat peraga media belajar. 

Yang penting, pilih jenis usaha yang tidak menyita waktu dan tetap bisa berjalan selaras dengan tugas utama sebagai pendidik. Karena profesi guru tetaplah yang utama.

Jangan lupa dana pensiun karena Guru PPPK Juga pasti Pensiun. (SHUTTERSTOCK/ITTIGALLERY via Kompas.com)
Jangan lupa dana pensiun karena Guru PPPK Juga pasti Pensiun. (SHUTTERSTOCK/ITTIGALLERY via Kompas.com)

Jangan Lupa Siapkan Dana Pensiun dari Sekarang

Satu hal penting yang sering terlupa ketika euforia menjadi ASN PPPK masih hangat-hangatnya adalah persiapan dana pensiun. Padahal, waktu berjalan cepat dan tanpa persiapan yang matang maka masa tua bisa terasa berat. Kalau bisa, jangan sampai anak-anak kita menjadi generasi sandwich. 

Tidak seperti PNS yang otomatis dipotong gajinya untuk masuk ke program Taspen. guru PPPK saat ini belum sepenuhnya masuk ke sistem itu. Meski sudah ada wacana akan ada penyetaraan, tetap saja langkah paling bijak adalah ambil kendali sendiri dari sekarang.

Dana pensiun bukan sesuatu yang bisa disiapkan menjelang usia 55 atau 60 tahun. Idealnya, ia dimulai sedini mungkin sejak gaji pertama sebagai PPPK mendarat di rekening. Tak perlu langsung besar yang penting konsisten dan berkelanjutan. Sisihkan sebagian gaji ke dalam instrumen yang aman dan mudah dikelola.

Masa purnabakti seharusnya menjadi fase tenang dan bermakna. Guru yang sadar dana pensiun sejak awal akan jauh lebih siap secara mental, fisik, dan tentu saja, finansial. Apalagi saat pensiun, pengeluaran tidak serta-merta berhenti. Biaya hidup, kesehatan, bahkan keperluan keluarga tetap berjalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun