Saat ini, gawai dan perangkat digital mendominasi waktu luang anak. Termasuk dunia permainan anak-anak. Karena menawarkan berbagai permainan atau game online yang menghibur sekaligus adiktif. Fenomena ini membuat anak-anak lebih betah menatap layar ketimbang berinteraksi secara langsung dengan teman sebaya. Namun, apakah hal tersebut bisa diintervensi?
Di tengah derasnya arus digitalisasi maka permainan tradisional seolah semakin tersisih. Padahal, permainan tradisional ini memiliki segudang manfaat yang tak tergantikan dalam perkembangan fisik, motorik, dan sosial anak.Â
Gerakan aktif yang dilakukan dalam permainan tradisional membantu meningkatkan koordinasi tubuh, keseimbangan, serta ketangkasan.
Salah satu dampak dari minimnya permainan tradisional adalah berkurangnya aktivitas fisik pada anak-anak. Permainan tradisional seperti petak umpet, engklek, gobak sodor, atau congklak, secara tidak langsung melatih keterampilan motorik halus dan kasar.Â
Berbeda dengan permainan digital yang lebih banyak melibatkan mata dan jari. permainan tradisional menggerakkan seluruh tubuh.
Di era modern ini sangat jarang kita melihat anak-anak bermain di luar rumah dengan riang gembira. Lingkungan yang semakin padat dan kecenderungan orangtua untuk memberikan gawai sebagai solusi kepraktisan turut berkontribusi pada pergeseran kebiasaan ini.Â
Namun, ada secercah harapan ketika melihat sekelompok anak yang masih memainkan permainan tradisional di sela-sela menunggu jemputan orangtua mereka sepulang sekolah.
Momen tersebut menjadi penanda bahwa permainan tradisional masih memiliki daya tarik tersendiri. Anak-anak tetap antusias bermain dengan penuh kreativitas dan interaksi sosial yang hangat. Tanpa sadar, mereka belajar bekerjasama, berkompetisi secara sehat, dan mengembangkan strategi untuk memenangkan permainan.
Permainan tradisional tidak hanya sebatas hiburan karena dapat melatih kemampuan berpikir kritis. Permainan seperti engklek atau congklak misalnya mengajarkan anak untuk menyusun strategi, membaca pola permainan lawan, serta mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
Beberapa permainan tradisional bahkan memiliki unsur numerasi. Permainan seperti congklak melatih anak untuk berhitung, memahami konsep pengelompokan, dan mengasah ketelitian dalam penghitungan. Hal ini menjadikan permainan tradisional tidak hanya sekedar aktivitas fisik tetapi juga alat belajar yang menyenangkan.