Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengkaji Wacana Libur Sekolah Selama Ramadhan

16 Januari 2025   06:34 Diperbarui: 18 Januari 2025   01:42 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebijakan yang diimplementasikan di tahun-tahun sebelumnya yakni sekolah tetap masuk selama Ramadhan. (Dok. AKBAR PITOPANG)

Libur sekolah selama Ramadhan jika diterapkan bisa menjadi peluang besar bagi orangtua untuk mempererat hubungan dengan anak. Selama ini dalam keseharian orangtua seringkali disibukkan oleh pekerjaan dan tanggung jawab lainnya. Banyak orangtua merasa kesulitan meluangkan waktu berkualitas bersama anak. 

Ramadhan dapat menjadi bulan yang istimewa untuk mengisi kekosongan itu guna menghadirkan kembali kehangatan keluarga yang mungkin selama ini terabaikan.

Tak jarang, anak-anak lebih dekat dengan gurunya selama 11 bulan di sekolah. Guru lah yang menemani belajar, membimbing menghadapi tantangan, dan menjadi teladan bagi siswa dalam banyak hal. 

Jadi, Ramadhan memberikan waktu sebulan penuh bagi orangtua untuk turut mendalami peran tersebut. Ini adalah kesempatan untuk memperbaiki kualitas hubungan yang mungkin sempat renggang.

Dengan mengisi hari-hari lewat aktivitas bersama yang bermakna seperti berbuka puasa bersama, salat berjamaah, hingga mengajarkan nilai-nilai dan pengetahuan agama secara langsung.

Ada pula contoh inspiratif dari sekolah yang selama libur panjang memberikan kegiatan untuk siswa berbasis pendampingan orangtua. Hal ini ditujukan untuk mendorong keterlibatan orangtua secara aktif. maka dapat menjadi sarana pembelajaran sekaligus mempererat bonding dalam keluarga.

Namun, untuk memaksimalkan peluang ini orangtua perlu berkomitmen. Tantangan seperti kesibukan kerja atau minimnya waktu untuk quality time harus diatasi dengan pengelolaan waktu yang baik. 

Jika selama ini banyak anak yang "lost control" karena kurangnya perhatian orangtua maka Ramadhan bisa menjadi titik balik. Satu bulan penuh dijadikan peluang untuk kembali memahami kebutuhan emosional anak dan menjalin parenting yang lebih erat.

Wasana kata

Wacana libur sekolah selama bulan Ramadhan tampak masih 50:50. Untuk itu harus benar-benar menemukan win-win solution sebelum dikeluarkan menjadi sebuah kebijakan.

Menghadapi wacana perubahan kebijakan libur sekolah di Ramadhan maka penting bagi semua pihak untuk tetap mengutamakan keseimbangan antara pendidikan dan pembinaan karakter generasi muda. 

Dengan demikian, esensi Ramadhan sebagai bulan penuh keberkahan dapat dirasakan oleh siswa, guru, dan seluruh elemen masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun