Budaya saling menghormati adalah fondasi penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tanpa itu kita hanya akan menciptakan jurang pemisah yang semakin lebar di antara sesama.
Peristiwa ini juga menjadi pelajaran bagi pejabat negara, tokoh masyarakat, public figure, guru, dan siapa pun itu. Setiap tindakan dan ucapan kita adalah cerminan nilai-nilai yang kita sampaikan kepada orang lain.
Jika kita ingin menghentikan bullying maka kita harus memulai dari diri sendiri. Berhenti menormalisasi candaan yang merendahkan atau guyon dengan ungkapan kasar.Â
Dan lebih selektif dalam memilih kata-kata adalah langkah sederhana yang bisa membawa perubahan besar.
Saatnya kita mewujudkan Indonesia yang aman dan nyaman untuk semua. Bukan hanya bebas dari kekerasan fisik tetapi juga dari kekerasan verbal yang jauh lebih melukai.
Kita mungkin tidak bisa mengubah masa lalu tetapi kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik. Masa depan dimana setiap orang dihormati dengan apa pun status atau pekerjaannya.
Semoga kejadian ini menjadi refleksi bagi kita semua. Saatnya kita bangkit dan bersatu melawan bullying dalam bentuk apapun demi menjadi bangsa yang lebih beradab memanusiakan manusia.
Hanya dengan komitmen dari masing-masing individu maka kita bisa menciptakan perubahan yang berarti. Bullying tak pantas menjadi warisan untuk generasi kita. Mari kita jadikan ini sebagai momen untuk berubah dan mengakhiri semua hal yang tidak baik.
Stop bullying! Saatnya kita berubah. Saatnya kita peduli.
Semoga ini bermanfaat..
Literasi: literasi emosional, emphaty gap