Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi ANBK | Penggerak KomBel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Hari Guru Nasional 2022: Transformasi Guru Wujud Pendidikan yang Memerdekakan

25 November 2022   00:10 Diperbarui: 25 November 2022   02:00 1388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hari Guru (Sumber: Kompas.id/Didie SW)

Tak terasa hari ini, 25 November 2022, guru merayakan kembali Hari Guru Nasional (HGN) di dunia pendidikan di negeri tercinta Indonesia.

Tahun ini euforia perayaan Hari Guru Nasional memang lebih terasa vibes atau nuansanya.

Berbeda dengan peringatan yang dilakukan semasa pandemi yang dilakukan dengan penuh keterbatasan dan pembatasan.

Namun, dicetuskan peringatan Hari Guru Nasional ini tentu bukan hanya untuk menandai adanya sebuah tanggal merah di kalender.

Akan tetapi, Hari Guru Nasional ini menjadi tolok ukur dan momentum guru untuk bangkit kembali bertransformasi, terus belajar dan keluar dari zona nyaman untuk berubah menjadi yang terbaik.

Sebagaimana yang kita rasakan bersama bahwa pada masa pandemi terjadi berbagai hal diluar kuasa manusia. 

Semua terkena dampaknya, baik positif maupun negatif. Begitu pula dengan dunia pendidikan khususnya di Indonesia yang perlu diperbaiki pada masa kini.

Sehingga di momen Hari Guru Nasional tahun ini menjadi waktu yang tepat untuk mewujudkannya.

Hijrah dari zona nyaman, guru yang selalu "upgrade"

Bagi guru, tidak ada istilahnya berhenti belajar. Belajar dilakukan sepanjang hayat dan guru merupakan pembelajar sejati. 

Bahkan ketika guru telah mengalami purnabakti sekalipun guru tetap akan belajar tentang berbagai hal yang sedang dilakoni.

Oleh sebab itu, dipastikan guru tetap belajar walau sudah mengajar.

Pada masa pandemi guru mengalami tantangan dalam proses pembelajaran. Dihentikannya proses pembelajaran di kelas lalu dialihkan ke rumah (BDR) menjadikan hal tersebut sebagai sebuah tantangan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh guru dengan sepenuh hati. 

Upaya guru mewujudkan pendidikan yang memerdekan dalam proses pembelajaran peserta didik (foto Akbar Pitopang)
Upaya guru mewujudkan pendidikan yang memerdekan dalam proses pembelajaran peserta didik (foto Akbar Pitopang)

Sehingga guru terus berupaya untuk belajar bagaimana menghasilkan konten pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik demi menghindari terjadinya loss learning yang selalu diwanti-wanti.

Pada masa pandemi dunia pendidikan terus bertransformasi ke ranah digitalisasi sehingga menyebabkan guru harus ikut beradaptasi mempelajari seluk beluk pelaksanaan pembelajaran yang menarik dan interaktif di era digital saat ini. 

Mungkin banyak diantara guru yang sebelumnya tidak familiar dengan berbagai perangkat yang digunakan dalam penerapan proses pembelajaran daring misalnya.

Namun guru berhasil membawa dirinya untuk maju dan menunjukkan bahwa dirinya bisa mewujudkan pembelajaran yang seru dan mampu merangsang minat belajar peserta didik pada masa yang penuh dilematis tersebut.

Upaya guru mewujudkan pendidikan yang memerdekan dalam proses pembelajaran peserta didik (foto Akbar Pitopang)
Upaya guru mewujudkan pendidikan yang memerdekan dalam proses pembelajaran peserta didik (foto Akbar Pitopang)

Kini, ketika proses belajar mengajar (PBM) sudah kembali dilaksanakan di dalam kelas, tidak ada istilah guru kembali santai atau menghentikan sementara proses inovasi yang telah dirintis semasa pandemi.

Guru akan selalu berubah, ke dalam berbagai wujud perubahan yang dimaksud bersama pihak-pihak yang memegang kendali perubahan.

Karena bukan hanya guru yang terus didorong untuk berubah melainkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) juga memacu diri untuk berinovasi, mengubah cara pandang dan cara kerjanya dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pendidik dan peserta didik. Sebagaimana yang disampaikan oleh Mas Menteri dalam sambutannya untuk peringatan Hari Guru Nasional pada tahun ini.

Membumikan implementasi Kurikulum Merdeka secara hakiki

Tuntutan tugas dan tanggung jawab guru selanjutnya adalah bagaimana caranya agar implementasi Kurikulum Merdeka dapat diwujudkan dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi.

Kurikulum Merdeka resmi diimplementasikan di satuan pendidikan yang sudah mendaftar yang dimulai sejak awal Tahun Pelajaran 2022-2023, Juli yang lalu.

Kurikulum Merdeka hadir untuk memerdekakan peserta didik dari belenggu proses pendidikan yang selama ini yang mungkin belum akomodatif terhadap esensi yang dibutuhkan siswa.

Sebagai bentuk upaya untuk memerdekakan peserta didik ini maka dalam Kurikulum Merdeka terdapat Asesmen Diagnostik yang berguna untuk memetakan kemampuan peserta didik secara kognitif serta kesiapan mereka dalam proses transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan.

Setelah dilakukannya Asesmen Diagnostik maka selanjutnya guru akan berupaya menghadirkan Pembelajaran Berdiferensiasi.

Upaya guru mewujudkan pendidikan yang memerdekan dalam proses pembelajaran peserta didik (foto Akbar Pitopang)
Upaya guru mewujudkan pendidikan yang memerdekan dalam proses pembelajaran peserta didik (foto Akbar Pitopang)

Jenis model pembelajaran yang satu ini berupaya bagaimana mempersembahkan proses pembelajaran yang mampu menjembatani level kemampuan siswa yang berbeda-beda. Walaupun kemampuan siswa tidaklah sama, namun semuanya istimewa.

Untuk itu guru perlu memperbarui cara mengajar, strategi, proses pembelajaran dan asesmen, serta yang lainnya demi menciptakan iklim pembelajaran yang dicita-citakan oleh adanya Kurikulum Merdeka ini.

Gaya mengajar atau strategi pembelajaran yang dihadirkan oleh guru tentu disesuaikan oleh kebutuhan siswa dengan berorientasi kepada kemampuan lulusan untuk memiliki daya saing terhadap perkembangan zaman.

Kita pasti menyadari bahwa proses pembelajaran yang ada di sekolah saat ini sudah jauh berbeda dengan apa yang kita jumpai saat kita mati sekolah di zaman dulu.

Maka untuk itulah kurikulum harus berubah demi menyesuaikan kebutuhan peserta didik pada setiap zamannya.

Merdeka belajar dan merdeka mengajar bagi siswa dan guru.

Selanjutnya, untuk memenuhi kebutuhan para guru akan ruang untuk belajar, berkarya, dan berkolaborasi mensukseskan Implementasi Kurikulum Merdeka maka hadirlah Platform Merdeka Belajar (PMM). 

Mengumandangkan semangat belajar ala guru dan sekolah penggerak

Kemendikbud hingga kini masih senantiasa membuka kesempatan bagi para guru untuk mengikuti program-program yang mendukung kapasitas guru seperti program Calon Guru Penggerak (CGP) dan program Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Sekarang sudah ada 50.000 guru penggerak namun Kemendikbud masih akan terus mendorong agar makin banyak guru di seluruh penjuru nusantara menjadi Guru Penggerak untuk memimpin roda perubahan dalam poros Pendidikan Indonesia.

Ada hal yang menarik bagi penulis bahwasanya Guru Penggerak akan disiapkan untuk bisa menjadi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, para inovator di sekolah dan lingkungan sosial budaya sekitarnya.

Secara pasti, melalui pendidikan Guru Penggerak dan pencetusan Sekolah Penggerak ini bercita-cita bagaimana guru berusaha memacu kekurangan atau ketertinggalan kemampuan diri sehingga mendorong peribadi guru untuk terus berkarya dan berinovasi.

Menata diri guru menjadi versi terbaik bersama asa dan harapan

Guru akan selalu berusaha memantaskan diri dengan selalu bersikap terbuka terhadap proses perubahan.

Saat ini, penulis mengamati fenomena banyaknya guru muda yang datang menggantikan para guru senior yang sudah memasuki masa pensiun atau purna bakti di lingkungan satuan pendidikan penulis mengabdikan diri.

Guru muda ini baik yang berstatus sebagai ASN maupun yang masih honorer memiliki kompetensi dan kapasitas yang berbeda pula tentunya. 

Di era digitalisasi pendidikan yang telah berlaku saat ini tingkat penguasaan guru terhadap kompetensi yang dibutuhkan misalkan terhadap penguasaan IT, jelas sangat dibutuhkan.

Bukti nyata digitalisasi pendidikan sebagai sebuah perubahan (foto Akbar Pitopang)
Bukti nyata digitalisasi pendidikan sebagai sebuah perubahan (foto Akbar Pitopang)

Saat ini proses asesmen hasil belajar siswa dan sebagai bentuk evaluasi cara guru ketika mengajar telah dilakukan melalui ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer).

Hasil dari ANBK tersebut berupa Rapor Pendidikan yang berisi rekomendasi banyak hal yang perlu dibenahi oleh sekolah.

Lalu, sejalan dengan hasil rekomendasi tersebut digunakan untuk pembahasan Arkas untuk proses perbaikan di Tahun Ajaran yang akan datang. 

Beberapa waktu yang lalu penulis ditunjuk oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah bersama operator dan rekan guru muda lainnya untuk mengerjakan penginputan data yang ada dari hasil Rapor Pendidikan melalui komputer dan aplikasi di internet.

Para guru muda harus dapat mengambil alih kesempatan tersebut selain untuk meningkatkan kapasitas diri tentunya berguna demi kemajuan sekolah. Namun tetap ada dukungan dari para guru senior terhadap proses pengolahan data yang diperlukan.

Oleh karena itulah maka guru sangat perlu --- atau bahkan istilahnya sudah wajib --- untuk terus meningkatkan kompetensi dan kapasitas diri agar dapat mengiringi kemampuan siswa "jaman now" yang jauh lebih unggul dalam menguasai bidang IT, e-learning, aplikasi pembelajaran dan seterusnya.

Guru unggul sebagai titik sentral perubahan dan prinsip kesejahteraan

Dalam menjalankan tupoksi, sejatinya guru perlu mendapatkan porsi perhatian yang sesuai serta hak-haknya juga kut diperjuangkan pula.

Salah satu isu dan problematika dalam dunia pendidikan yang tidak pernah selesai untuk dibahas adalah terkait kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan.

Masih banyak guru di seluruh pelosok negeri ini yang belum memperoleh ambang kesejahteraan yang didambakan guru selama ini.

Kini pemerintah meniadakan honorer dan mengangkatnya menjadi PPPK sebagai bagian dari ASN.

Semoga dengan adanya langkah jitu yang ditempuh oleh Kemendikbud dapat menjadi jalan untuk menuai kesejahteraan yang membahagiakan guru. 

Jika guru sejahtera tentu masa depan dunia pendidikan juga akan cerah dan terarah.

Kepada rekan guru di seluruh penjuru negeri, bersabarlah dalam keindahan dan tetap t9ulus ikhlas dalam mengajar. Insyaallah, kedepannya semua guru akan "diakui" pemerintah tinggal menunggu waktu yang tepat untuk merealisasikannya bagi setiap guru yang masih memperjuangkan nasibnya.

Terpujilah para guru karena kesabaran dan ketulusannya dalam mendidik generasi bangsa yang telah diwujudkannya selama ini.

Upaya guru berkolaborasi untuk inovasi (foto Akbar Pitopang) 
Upaya guru berkolaborasi untuk inovasi (foto Akbar Pitopang) 

Masa depan pendidikan generasi bangsa Indonesia tentu berada dalam bimbingan dan pembinaan oleh guru.

Para guru harus mampu berjuang dan berkolaborasi menyamakan arah perjalanan tujuan pendidikan di Indonesia. 

Sesuai pesan beliau, sekarang adalah waktu yang tepat bagi guru untuk menyamakan arah perjalanan perubahan menuju satu tujuan bersama, yakni pendidikan Indonesia yang maju, berkualitas, dan memerdekakan. 

Selamat memperingati Hari Guru Nasional tahun 2022, "Serentak Berinovasi, Wujudkan Merdeka Belajar".

*****

Salam berbagi dan menginspirasi.

Akbar Pitopang.

[Mohon dukungannya untuk vote Akbar Pitopang untuk BEST TEACHER di Kompasiana Award 2022. Klik di sini untuk vote. Terima kasih..]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun