Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah 2013 Jelajah Negeri Sendiri 2014 | Best Teacher 2022 Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Ngabuburit Anti Mainstream, Yuk Menengok Pojok Baca Digital Pekanbaru

15 April 2022   14:49 Diperbarui: 15 April 2022   14:54 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah beberapa bulan yang lalu sejak diresmikannya pojok baca digital di salah satu ruang terbuka hijau (RTH) atau taman kota di Kota Pekanbaru. Tepatnya di RTH Puteri Kaca Mayang yang lokasinya sangat strategis tepat berada di tengah pusat kota.

Sudah lama saya hendak menengok pojok baca yang satu ini. Hal yang membuat saya penasaran adalah karena konsep yang diusung dikolaborasikan dengan teknologi atau digital. Maka sebutlah ia dengan pojok baca digital atau diakronimkan menjadi Pocadi.

Dan akhirnya niat itu ternyata bisa kesampaian juga. Kesempatan itu malah datang bertepatan dengan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan ini. Oh ya, sebelum saya bercerita tentang Pocadi ini. Maka izinkan saya terlebih dahulu mengucapkan kata alhamdulillah untuk kesempatan yang datang.

"Loh, apa gak kebalik?"

"Apanya?"

"Harusnya kan diawali dengan bacaan basmalah sebelum memulai segala sesuatu"

"Oh, tenang saja, mari kita awali pemaparan ini dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim"

(sekedar intermezzo biar puasanya tambah semangat. Tetaplah bercanda, walau garing)

*****


Hmm.. pojok baca digital, ya? Semenarik apa sih untuk dikulik? Pertanyaan itu selalu mengusik perhatian saya. Sepertinya memang pantas untuk ditelisik.

Jika selama ini kita sering mendengar tentang pojok baca, maka kali ini diberi embel-embel digital. Ekspektasi orang yang tertarik dengan pojok baca pasti akan meninggi.

Selama ini, kita memang sudah sering mendengar tentang istilah pojok baca. Khususnya di dunia pendidikan, kehadiran pojok baca di lingkungan sekolah menjadi sebuah program inovatif dari guru atau sekolah guna menumbuhkan budaya literasi segenap warga sekolah terutama minat peserta didik.

Di sekolah tempat kami mengajar pun juga demikian halnya. Di setiap kelas sudah ada space yang khusus diperuntukkan sebagai pojok baca. Disediakan pun buku-buku yang bisa dibaca oleh siswa.

Walaupun saya menilai pojok baca yang ada tersebut masih dalam bentuk pelengkap atau pemanis tampilan kelas. Tapi saya tetap mendukung hal itu. Dengan harapan para siswa dapat menumbuhkan dan merangsang minatnya untuk membaca.

Karena menumbuhkan minat baca dan budaya literasi pada siswa atau anak-anak adalah sebuah keharusan yang mengandung banyak kebaikan guna memicu perkembangan pola pikir anak menjadi lebih kreatif dan konstrukif di masa depan.

Upaya Menumbuhkan Budaya Literasi Masyarakat

Kembali kita ke pembahasan mengenai pojok baca digital (Pocadi) tadi. Pojok Baca Digital Pekanbaru kini hadir di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Putri Kaca Mayang. Kehadirannya sebagai wujud komitmen untuk mengembangkan literasi masyarakat.

Pojok Baca Digital ini merupakan CSR salah satu perusahaan yang ada di Kota Pekanbaru. pada 5 Januari lalu, Pocadi ini pun telah diresmikan oleh Wali Kota Pekanbaru yang ditandai dengan penandatangan prasasti dan pemotongan pita.

Kehadiran Pocadi di kota Pekanbaru ini merupakan salah satu bentuk layanan perpustakaan yang disediakan untuk mendekatkan perpustakaan dan buku-buku sebagai gudang ilmu ke kepada masyarakat. Oleh karena itu, maka disediakanlah Pocadi di RTH Putri Kaca Mayang Pekanbaru.

Apa Saja Keunggulan Pocadi ini?

Berbicara tentang suatu hal yang baru tentu kita akan langsung terlontar pertanyaan di benak kita tentang apa saja keunggulannya Pocadi ini. Keika kita mengetahui keunggulan yang ada pasti selanjutnya barulah akan merangsang kita mengenal lebih dekat.

Pertama, lokasi yang Strategis. Diketahui bahwa lokasi POCADI ini berada di RTH Kaca Mayang. RTH Kaca Mayang ini pun Pekanbaru ini letaknya sangat strategis karena berada di tengah-tengah jantung Kota Pekanbaru.

Karena lokasi RTH ini yang begitu strategis sehingga banyak sekali masyarakat yang berkunjung kesana sejak pagi hingga sampai malam hari. Baik di hari biasa maupun yang pastinya pada hari-hari libur. Dan RTH ini pun menjadi salah satu titik keramaian warga.

Sedangkan posisi Pocadi pun berada di tengah-tengah dari RTH Kaca Mayang ini. Dengan bentuk bangunan mengusung konsep rumah adat melayu dengan dinding dicat dengan warna putih sehingga cukup mudah terlihat oleh warga atau pengunjung.

Di RTH atau yang sering disebut masyarakat dengan taman kota ini, juga terdapat fasilitas lain seperti arena atau wahana bermain anak, jogging track, amphitheater, toilet umum, serta yang tak ketinggalan adalah wastafel untuk cuci tangan demi menjaga prokes yang ada.

Kedua, jenis dan jumlah buku yang bisa dibaca. Buku-buku yang bisa dibaca jumlah dan jenisnya cukup beragam. Telah tersedia buku dalam bentuk cetak sebanyak tak kurang 300 judul dengan kategori buku cerita, buku motivasi, buku sejarah, buku tentang life skill, dan buku-buku dengan genre lainnya.

Nah, karena diawal kehadirannya Pocadi di RTH Putri Kaca Mayang ini sudah mencanangkan diri sebagai pojok baca berbasis digital. Maka Pocadi ini menghadirkan layanan perpustakaan digital

Perpustakaan digital ini berbasis android di smartphone yang mana masyarakat bisa membaca buku dalam bentuk digital atau e-book sekitar 8.000 judul buku. Dapat diakses masyarakat dalam keadaan online maupun offline.

Perpustakaan digital ini dapat diakses melalui aplikasi yang bernama iPekanbaru. Silahkan terlebih dahulu kenalan dengannya kemudian install aplikasinya di handphone masing-masing agar anda bisa menyimak e-book yang tersedia didalamnya.

Ketiga, fasilitas pendukung yang disediakan. Pocadi di RTH Kaca Mayang Pekanbaru ini dilengkapi dengan fasilitas pendukung untuk pengunjung berupa layanan WiFi untuk akses buku-buku digital atau e-book.

Sedangkan layanan pendukung berupa fasilitas fisik yang terdapat didalam bangunan berbentuk segi empat itu adalah disediakan kursi-kursi bagi yang ingin membaca.

Diluar bangunan pun masyarakat atau pengunjung juga bisa membaca di bangku-bangku taman atau duduk selonjoran di rumput hijau disana sepertinya nyaman sekali sambil baca buku.

Bagaimana Tanggapan Masyarakat dengan Kehadiran Pocadi ini?

Tentunya dengan kehadiran pojok baca digital diharapkan masyarakat akan semakin mudah untuk mengakses bahan bacaan di RTH Kaca Mayang ini. Dengan segala fasilitas yang ada serta didukung dengan fasilitas pendukung seperti yang telah disebutkan diatas.

Apakah masyarakat sudah cukup tertarik untuk membaca?

Dari hasil penelusuran kami ternyata keberadaan Pocadi ini belum terlalu banyak diketahui oleh masyarakat. Dengan kata lain bahwa kebanyakan pengunjung ke RTH Kaca Mayang masih dengan tujuan unuk bersenang-senang. Sebagaimana yang ada bahwa RTH Kaca Mayang ini memang akan seperti pasar malam pada umumnya ketika hari mulai gelap.

Kami mengharapkan agar Pocadi ini lebih dikenal secara luas oleh masyarakat. Diharapkan kedepannya diadakan lebih banyak kegiatan-kegiatan literasi yang dilakukan disana. Sehingga akan memacu semangat dan keinginan masyarakat untuk mau membaca khususnya pada anak-anak.

Karena budaya literasi di masyarakat saat ini cukup memprihatinkan. Walaupun kehadiran buku dalam bentuk cetak mulai kurang diminati dan beralih kedalam bentuk e-book. Namun tetap saja hasrat masyarakat untuk membaca masih sangat kurang.

Padahal untuk kemampuan dasar literasi masyarakat sudah cukup baik. Ditunjukkan dengan kebiasaan-kebiasaan di perangkat handphone berupa membagikan status kabar berita, kepo dengan status orang lain, bahkan suka memberikan komentar di akun-akun media sosial.

Kebanyakan yang kita lihat di komentar-komentar tersebut bersifat sinis. Komentar-komentar negatif berupa ujaran kebencian atau bully-an sering kali terketik lantaran masyarakat tidak familiar dengan kebiasan literasi yang positif di dunia maya.

Kebiasan literasi yang positif di dunia maya yang dimaksud adalah proses pencarian informasi bacaan terkait suatu topik pembahasan. Dengan kata lain bentuk konfirmasi kebenaran sebagai upaya agar tidak terjadi kegaduhan.

Dimana dengan kemajuan teknologi saat ini semua bisa diakses melalui gadget atau handphone termasuk bahan bacaan yang berkualitas. Sehingga masyarakat dapat terus membuka wawasan dan cakrawala yang luas.

Ayo, cik dan puan warga pekanbaru mari ramaikan pocadi ini. Ngabuburit sambil baca buku? Why not!

Salam literasi. Bahan bacaan [1] [2]

== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun