Mohon tunggu...
Akbar Bimo
Akbar Bimo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membongkar Tanda dan Makna Komik "Mari Kenali Kandidatmu Lebih Baik!"

16 Mei 2018   12:25 Diperbarui: 16 Mei 2018   13:11 2233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara berlandaskan asas demokrasi. Oleh karena itu, rakyat memiliki hak untuk memilih pemimpin yang sah secara langsung melalui pemilihan umum. Pemilihan umum atau pemilu biasanya dilakukan secara serentak oleh seluruh rakyat Indonesia. Rakyat akan mendapatkan hak pilih ketika telah memasuki usia 17 tahun pada tahun pergantian periode kepemimpinan. 

Satu periode kepemimpinan berlangsung selama 5 tahun. Oleh karena itu dapat dipastikan pada setiap tahun pergantian periode banyak masyarakat yang baru saja memperoleh hak pilihnya. Tentu sangat dibutuhkan edukasi terhadap pemilih pemula tersebut agar dapat menggunakan hak pilihnya dengan baik dan dapat menetapkan pemimpin sah yang sesuai dengan harapan masyarakat Indonesia. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dari sisi pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, moral, dan aspek-aspek lainnya.

Namun, banyak masyarakat yang telah memiliki hak pilih tetapi tidak maksimal menggunakan hak pilihnya dikarenakan berbagai alasan. Kadang mereka memilih bukan berdasarkan data dan fakta, serta sepak terjang yang baik dari calon pemimpin yang ia pilih, melainkan karena banyak hal yang sebenarnya kurang bisa dipertanggung jawabkan. 

Beberapa di antara para peserta pemilihan umum ada yang memilih karena citranya, ada yang memilih karena ketampanan/kecantikannya, ada yang memilih karena hanya itu yang ia kenal, bahkan ada yang memilih karena ikut-ikutan tanpa memiliki alasan yang kuat.

Identifikasi Verbal

  • Headline (teks 1): "mari kenali kandidatmu lebih baik!" dengan fontnya yang bernama Animated dan jenis huruf komik yang dituliskan dengan huruf kapital berwarna hitam, tulisan headline tersebut berbalut balon kata.

  • Body Copy (teks 2): "Memilih pemimpin bukanlah perkara yang sepele karena setiap pemimpin akan melahirkan kebijakan yang akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat yang ia pimpin. Apabila pemimpin itu baik, kebijakan yang ia buat pun akan baik dan dampaknya akan memajukan daerah yang ia pimpin, begitu pun sebaliknya. Untuk dapat memilih pemimpin yang baik, salah satu langkah awalnya adalah dengan mengenali siapa kandidat yang akan kita pilih.  JADI . . . . . . . . ." dengan fontnya yang bernama Animated dan jenis huruf komik, dituliskan dengan warna hitam.

  • Teks 3 : Partai cap jempol -- jujur -- adil -- tapi boong Dr. H. A. Shum Sham, merupakan jenis huruf hand written dengan warna hitam.
  • Teks 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 : "eh lu pilkada besok udah nentuin pilihan bro?", ": bingung juga mau pilih yang mana, tapi kayanya si A boleh juga sih", "yakin lu?", "dari tampangnya sih kayanya meyakinkan" "lu kira lagi kontes model, kok cuma liat tampangnya doang!", "serius amat sih kong", merupakan teks dengan nama font Animated dan jenis huruf komik yang dituliskan berwarna hitam dengan balon kata.

Identifikasi Visual

Pada komik yang dianalisis, unsur visual yang terkandung didalamya berupa ilustrasi dan tipografi. Berdasarkan visual komik dan alur ceritanya, komik tersebut termasuk dalam kategori komik strip dimana komik tersebut hanya terdiri dari 4 panel dan hanya menceritakan suatu pesan dalam 1 lembar. 

Secara visual layout komik strip ini terdiri dari 4 panel percakapan antar tokoh yang mendominasi sebagian besar space dalam lembar komik tersebut, teks 2 paragraf berupa saran terletak pada pojok kiri bawah lembar komik, dan headline dibagian pojok kanan bawah lembar komik sebagai inti pesan dari komik strip ini. 

Jika dilihat dari perbandingan antara unsur visual dan verbal terlihat seimbang dengan komposisi ilustrasi dan tulisan yang berbobot sama. Apabila dilihat dari space putih pada komik tersebut terdapat garis yang tak terlihat yang membagi lembar komik tersebut menjadi 6 bagian sama rata. 

Dengan adanya garis ukur semacam ini mencerminkan suatu susunan yang rapi, teratur, dan formal. Warna yang dipakai dalam komik strip bersifat monokrom, dimana pada garis kontur gambar ilustrasi dan teksnya berwarna hitam dan backgroundnya yang berwarna putih dan abu.

Pada setiap panel komik strip mengandung ekspresi, gesture dan tokoh yang berbeda-beda. Pada kotak panel yang pertama terdapat 2 tokoh remaja yang sedang duduk di meja makan. 

Remaja sebelah kiri memiliki gaya rambut keriting dengan pakaian berjenis jaket hoodie, dengan pose tangan yang ditekuk dengan telapak tangan yang menghadap keatas. Tatapan matanya yang mengarah kekanan dengan mulut terbuka terlihat sedikit tersenyum . Pada remaja sisi kanan memiliki gaya rambut lurus dan kaos polosnya. 

Posisi kepalanya menoleh ke arah kanan dengan matanya yang melirik remaja yang disebelahnya, dan Tangan kanannya berada di atas sepiring nasi yang terletak didepannya. Selanjutnya pada panel kedua, remaja sebelah kiri menghadap ke arah remaja yang disebelah kanan dengan tangannya yang bersender diatas meja,  mulutnya yang sedikit terbuka, dan mata yang menatap ke arah remaja sebelah kanan. Lalu remaja sebelah kanan terlihat tangan kanannya diangkat mendekati mulut, kemudian terdapat sepiring nasi yang berada tepat diatas meja. Bentuk pipi si remaja tersebut sedikit menggembung.

Pada panel ketiga, terdapat sebuah poster besar yang terletak berdiri di pinggir jalan. Dalam poster tersebut terdapat foto atau gambar seseorang pria dewasa yang berpakaian rapi berdasi dan memakai pecis. Tepat di depan poster tersebut ada seorang laki-laki berdiri menghadap poster dengan tangannya yang bersembunyi di depan badannya, dan kakinya yang sedikit terbuka mengangkang. 

Panel ke empat,remaja dengan rambut keriting terlihat sedang mengangkat tangannya yang membawa garpu dengan makanan di ujungnya. Selanjutnya remaja berambut lurus yang berada di sebelah kanan dengan pose tubuh yang menghadap ke depan sedang mendongakkan kepalanya ke atas sedikit, dan mulutnya sedikit terbuka dengan gigi atasnya yang terlihat. 

Di antara mereka ada seorang kakek yang berdiri tegap, dengan tangannya yang membawa gelas berisi sedotan. Kakek ini menggunakan pecis dikepalanya dan mengenakan pakaian polos dengan sebuah kain yang terslampir di pundak kanannya. Mata si kakek yang dihiasi dengan kacamata sedang menatap mengarah ke remaja sebelah kanan dengan mulut terbukanya yang cemberut.

Kemudian pada ilustrasi yang berada di bagian pojok kanan bawah komik strip, sang kakek dengan kedua remaja tadi terlihat sedang berdiri berdampingan dengan kakek yang berada di posisi tengah. 

Remaja berambut keriting yang berposisi di kiri terlihat menatap ke arah serong kirinya dengan raut wajah bahagia dan mulut yang tersenyum, sedangkan remaja berambut lurus sedang menghadap lurus ke depan dengan raut wajah yang bahagia juga dan mulutnya yang terbuka. 

Kakek yang berada diantara mereka sedang menghadap ke depan dengan ekspresi wajah yang bahagia, mulut terbuka, tatapan mata yang lurus kedepan, dan posisi kedua tangannya yang diletakkan pada pundak kedua remaja di sebelah kanan dan kirinya.

Pengkelompokan Tanda

Dari hasil pengidentifikasian karya secara verbal dan visual yang tertera diatas, Didapatkan tanda-tanda dari hasil identifikasi yang memiliki relasi antara representamen dan objeknya. Tanda-tanda tersebut akan dikelompokkan lagi berdasarkan klasifikasi tanda menurut Charles S. Pierce yang terdiri dari ikon, indeks, dan simbol. Berikut pengelompokkan tanda yang dilakukan berdasarkan teori jenis objek oleh Charles S. Pierce:

  • Ikon

Dalam komik "mari kenali kandidatmu lebih baik!" terdapat Ikon tokoh 1, ikon tokoh 2, ikon tokoh 3 yang menjadi tokoh-tokoh yang berbincang atau yang berperan aktif dalam komik tersebut. Selain itu terdapat juga ikon makanan, sendok dan garpu, baliho, poster, tempe, gelas.

  • Indeks

Indeks yang terkandung dalam komik tersebut berupa gesture tubuh yang dilakukan oleh tokoh komik, dimana gesture yang mereka lakukan memberikan makna tertentu. Salah santu contohnya yaitu indeks orang yang sedang mengencingi baliho yang terdapat pada kolom ketiga komik "mari kenali kandidatmu lebih baik!". Indeks gesture lainnya yang dilakukan oleh tokoh-tokoh komik berupa, gesture makan, dan gesture tangan saat tokoh 1 sedang berbicara yang terdapat pada kolom 1.

Selain itu indeks lain yang terdapat dalam komik yaitu berupa indeks ekspresi wajah setiap tokoh yang menunjukan sisi cuek, marah, dan senang, begitu juga indeks balon kata yang ekspresif dimana terdapat dua jenis balon kata, berupa balon kata yang biasa dan balon kata yang berduri.

  • Simbol

Simbol dalam komik tersebut terdapat pada tata cara pakaian yang dikenakan oleh setiap tokoh, simbol jempol, simbol peci pada kandidat poster, dan warna keseluruhan komik. Pada tokoh 1 dan 2 mengenakan jaket dan kaos, menyimbolkan suatu fashion anak muda yang menunjukan bahwa kedua tokoh itu berada pada usia remaja. 

Lalu pakaian yang dikenakan oleh tokoh 3 yang memakai kaos polos dengan peci dan membawa serbet di pundaknya menunjukkan dirinya sebagai  pemilik warung makan. Selain itu poster pada kolom 3 komik adalah sebagai simbol dari sedang berjalannya suatu pilkada, dimana didalamnya tertera gambar seorang pria yang mengenakan jas dengan dasi dan peci di kepalanya sebagai salah satu kandidat.

Selanjutnya simbol jempol terangkat yang dilakukan oleh calon kandidat menunjukkan bahwa partai dalam poster tersebut merupakan partai yang bagus, mantap, dan unggul. 

Simbol merangkul yang dilakukan oleh sang kakek pada kedua tokoh remaja di pojok kanan bawah komik mengartikan bahwa sang kakek sebagai sosok yang mengayomi atau mengajak kedua remaja itu untuk memilih pemimpin yang bagus. Peci yang dipakai calon kandidat pada poster merupakan simbol yang menunjukan citra pribadi yang religius.

Dalam warna komik yang secara keseluruhan berupa hitam putih (monocrome) menunjukkan sifat yang netral pada komik dengan maksud komik tersebut untuk tidak terikat pada partai tertentu dalam penyampaian pesan komik.

Pemaknaan Konotasi dan Mitos

Pemaknaan tingkat konotatif dalam Komik

Dari komik yang akan dikaji, terdapat banyak makna konotatif dibalik tipografinya. Salah satunya terdapat pada headline. Headline dibuat lebih dominan secara ukuran, dibanding dengan ilustrasi dibawahnya. 

Headline yang bertuliskan "mari kenali kandidatmu lebih baik!", memakai font 'Animated' berjenis Comic, mengesankan santai, ringan, bersahabat bagi pembacanya. Penggunaan UPPERCASE pada headline, bertujuan untuk mempertegas pesan yang disampaikan agar lebih wangun. 

Untuk Body Copy, bertujuan untuk memperjelas isi pesan dari komik tersebut. Body copy yang di buat menggunakan pendekatan rasional dimana sesuatu yang terjadi pasti ada sebab maupun akibatnya. Apabila kita salah dalam memilih pemimpin, maka akan ada akibat yang akan kita rasakan terutama mengenai kebijakan-kebijakan yang ia buat. Begitu pula ketika seorang yang kurang berkompeten terpilih menjadi pemimpin, pasti memiliki sebab yang melatar belakanginya. 

Presentasi yang paling besar untuk dapat mengangkat seseorang menjadi  pemimpin yang sah ada pada banyaknya jumlah pemilih. Percakapan dalam balon-balon kata, berisi percakapan sehari-hari dengan bahasa yang lebih ringan. 

Berbeda dengan headline, pada balon-balon kata, menggunakan lowercase, yang mengesankan teks yang lebih santai dan bersahabat. Selanjutnya, terdapat sebuah teks pada ilustrasi baliho yang menggunakan jenis font Handwritten, yang terkesan fleksibel dan luwes, meski masih terpengaruh gaya Comic. Secara keseluruhan, teks menggunakan warna hitam, untuk merepresetasikan kenetralan dan kesederhanaan.

Berpindah dari verbal ke visual, juga terdapat makan konotatif didalamnya. Penggunaan tokoh 2 anak muda dan 1 orang tua sebagai solusi. Penggunaan 2 anak muda, komikus ingin mengajak para pemilh yang masih baru, supaya lebih mengerti dengan kandidat yang akan dipilih. Karena sasaran dari komik dibuat, yakni anak-anak muda tersebut. 

Sedangkan, salah satu karakter orang tua, merepresentasikan sesosok orang berilmu dan berpengalaman untuk menasehati kedua pemuda yang masih labil akan pilihan yang cocok. 

Mereka yang masih terbawa suasana oleh ketenaran dari tokoh tersebut, membuat mereka sulit memutuskan untuk sekedar ikut-ikutan. Selanjutnya, jika kita melihat dalam komik diatas, terdapat satu adegan, dimana sang kakek merangkul kedua pemuda. Makna konotatif dibaliknya ialah, kakek tersebut sebagai simbolisasi layaknya seorang guru yang membimbing anak muridnya menjadi lebih baik.

Penggambaran kedua tokoh pemuda yang memakai pakaian jaket dan kaos. Jaket disini dapat menyimbolkan sebuah lifestyle yang mengikuti trend yang dialami remaja saat ini. Sedangkan kaos menandakan sebagai kesederhanaan pada pemuda lainnya. Hal ini menggambarkan kesederhanaan pola pikir remaja yang cenderung lebih menyukai sesuatu yang simpel.

Disisi lain, terdapat sang kakek memakai kaos oblong dengan serbet yang diselampirkan di bahu kanannya, serta kopiah yang dikenakan dikepalanya. Merepresentasikan sesosok orang tua sederhana, sekaligus pemilik warung makan tempat kedua pemuda nongkrong. Sedangkan pada banner yang terdapat di panel 3, ada sebuah foto kandidat pemilu yang mengenakan jas rapi dan sebuah kopiah dikepalanya. Jas menandakan sebuah kesuksesan bagi yang mengenakannya. Berbanding terbalik dengan presiden yang menjabat saat ini, yang lebih mengacu kepada sifat kerakyatan dengan kemeja putih polosnya.

Hadirnya pesta pemilu, tak lepas dari banyaknya benda publikasi seperti poster dan banner yang dipasang secara 'bandel', yang menjadi pengganggu pemandangan serta aktifitas sekitar. Dengan maraknya aktifitas nakal ini, masyarakat semakin resah, yang akhirnya menyebabkan lingkungan lebih kumuh. Jika diamati lebih dekat, dalam panel 4 terdapat seorang yang sedang membuang air kecil disebelahnya. Dengan banyaknya poster yang tertempel tak karuan, masyarakat sekitar tidak memperdulikan kembali dengan propaganda pemilu didepannya.

Ada 2 bentuk balon kata yang ada pada komik ini, balon kata oval/lingkaran dan zig-zag  berfungsi sebagai bentuk pembawaan emosional dalam dialog tiap karakter yang disampaikan secara visual dalam bentuk tanda gambar. Balon kata yang sedikit sudut menyimbolkan percakapan yang santai sedangkan yang bersudut banyak menyimbolkan intonasi suara yang dipertegas.

Pemaknaan Mitos dalam komik

Terdapat beberapa tanda yang dapat dihubungkan dengan pemaknaan secara mitos dalam ilustrasi komik strip "mari kenali kandidatmu lebih baik!" ini. Mitos sebagai salah satu klasifikasi tanda oleh Roland Barthes merupakan suatu sistem yang unik. 

Mitos itu sendiri dibangun oleh suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya, atau dengan kata lain mitos adalah juga suatu sistem pemaknaan tataran ke-dua (Sobur, 2009: 71). Pada pemaknaan mitos ini, penulis mengambil simbol peci yang dikenakan oleh calon kandidat pada poster partai cap jempol dan tokoh bapak tua pemilik warung sebagai tanda utama yang merupakan salah satu kunci dari pemahaman makna pesan komik.

Peci itu sendiri merupakan salah satu perlengkapan yang sering digunakan umat muslim laki-laki untuk beribadah. Maka perkiraan masyarakat pada laki-laki yang mengenakan peci dipandang sebagai seseorang yang muslimah, taat beragama, rajin sholat, dan lain hal yang berhubungan dengan agama islam. 

Dari pandangan masyarakat yang seperti itu melahirkan suatu mitos baru di masyarakat baik berupa mitos yang positif ataupun yang negatif. Seperti yang sudah disebutkan tadi, dalam sikap yang positif penggunaan peci dianggap sebagai orang (pria) yang taat pada agamanya (islam) , sedangkan dalam sikap negatif peci juga dapat disimbolkan sebagai suatu hal yang fanatik, atau memuja, atau mungkin membanggakan agamanya. Pandangan seperti itu yang sebenarnya perlu untuk dihindari. Sebelum terlahir pandangan negatif tentang peci pada masa ini, Peci sebenarnya sudah dikenal sebagai Identitas Nasional, setelah perkataan Soekarno.

Pada masa saat Indonesia sudah merdeka, Soekarno merubah pandangan masyarakat Indonesia terhadap peci, dimana peci bukan hanya merupakan identitas orang islam, namun dapat dipakai oleh siapa saja terutama warga Indonesia. Semenjak itu peci dikenal sebagai simbol kepribadian Indonesia dengan sifatnya yang khas. 

Selain simbol negara terdapat mitos lain yang menyatakan bahwa penggunaan peci sebagai identitas lelaki, yang dimana saat mengenakan peci maka akan terlihat lebih ganteng. Tidak peduli apapun agamanya, jika pria yang memakai peci maka akan memperlihatkan kesan yang gagah dan berwibawa sehingga terlihat lebih tampan dari biasanya. 

Pada pilkada atau pemilu dipakai oleh seorang pemimpin sebagai simbol yang menunjukan sifat kewibawaan, status juga tradisi. Konsep ini menjadikan suatu simbol peci itu merupakan hal yang wajib dikenakan bagi mereka yang ingin menjadi calon pemimpin negara, provinsi, atau kabupaten.

Itu mengapa pemakaian peci sangat penting dalam foto calon kandidat suatu pemilihan, demi menaikan citra diri sebagai pemimpin dengan memanfaatkan makna simbol peci. Namun pada kenyataannya tidak semua calon yang memakai peci dalam fotonya memiliki jiwa pemimpin yang sesungguhnya. Disinilah harus timbul suatu mindset baru dari kalangan masyarakat yang akan memilih, yaitu untuk jangan memilih suatu calon pemimpin hanya dari tampilannya saja, namun telusuri lebih dalam lagi mengenai calon kandidat tersebut demi Indonesia yang lebih maju.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Kris. 2011. Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas. Yogyakarta: Penerbit Jalasutra Anggota IKAPI .

http://jabar.tribunnews.com/2015/12/14/karena-soekarno-kita-bangga-pakai-peci-ini-asal-usul-peci-hitam-yang-jadi-ikon-nasional, diakses pada14 mei 2018, pukul 02:14.

https://tirto.id/filosofi-peci-bn6F, diakses pada 14 mei 2018, pukul 02:16.

Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Pengantar Yasfah Amir Piliang. Bandung: PT Remaja Rosda.

Tinarbuko, Sumbo. 2017. Membaca Tanda dan Makna Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Badan Penerbit ISI Yogyakarta.

Kelompok LIFE

Tri Bayu Saputra (1610178124)  

Thareq Reza Pahlevi (1610183124)

Akbar Bimo Wicaksono (1610184124)

Gibran Darissalam (161087124)

Dede Dwiyansyah (161088124) 

Noviandari HK (1610189124)

Janu Dwi Prastyo (1610195124)

Ni Ketut Krisanthi Dewi ( 1610203124)

Kiki Dzakyah Darajat (1610217124) 

Gia Meidina R Z (1610218124)


DKV ISI YK 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun