3. DDoS (Distributed Denial of Service)
Serangan ini membuat sebuah website atau server menjadi down dengan cara membanjirinya dengan lalu lintas palsu dalam jumlah besar. Akibatnya, pengguna yang sah jadi tidak bisa mengakses layanan tersebut.
4. Social Engineering
Alih-alih menyerang sistem, peretas justru menyerang sisi psikologis manusia. Mereka memanipulasi korban agar memberikan informasi pribadi secara sukarela, misalnya dengan berpura-pura menjadi petugas resmi.
Teknologi di Balik Perlindungan Cyber Security
Di balik layar, dunia keamanan siber sebenarnya didukung oleh berbagai teknologi canggih yang bekerja secara otomatis untuk mendeteksi, mencegah, dan merespons ancaman. Berikut beberapa teknologi utama yang menjadi tulang punggung pertahanan digital:
1. Firewall
Firewall berfungsi sebagai “gerbang pengawas” antara jaringan pribadi dan jaringan publik seperti internet. Ia memantau lalu lintas data yang masuk dan keluar, lalu memblokir aktivitas mencurigakan.
Ibarat satpam di depan gedung, firewall memastikan hanya data yang “berizin” saja yang boleh masuk.
2. Antivirus dan Anti-Malware
Perangkat lunak ini memindai sistem untuk mendeteksi program berbahaya seperti virus, trojan, dan spyware. Versi modernnya bahkan menggunakan machine learning agar bisa mengenali ancaman baru yang belum pernah muncul sebelumnya.
3. Enkripsi (Encryption)
Teknologi ini memastikan data yang dikirim atau disimpan hanya bisa dibaca oleh pihak yang berwenang.
Misalnya, ketika kamu mengirim pesan lewat WhatsApp, teksnya diubah menjadi kode acak yang hanya bisa dibuka oleh penerima — inilah yang disebut end-to-end encryption.
4. IDS dan IPS (Intrusion Detection & Prevention System)
IDS bertugas mendeteksi aktivitas mencurigakan dalam jaringan, sedangkan IPS langsung mengambil tindakan untuk menghentikannya.
Keduanya bekerja seperti sistem alarm dan pengunci otomatis yang bereaksi begitu mendeteksi upaya penyusupan.
5. Authentication & Multi-Factor Authentication (MFA)
Teknologi ini memastikan bahwa hanya pengguna sah yang dapat mengakses suatu sistem. Selain kata sandi, bisa juga menggunakan OTP, sidik jari, atau pengenalan wajah. Dengan begitu, meski kata sandi bocor, akunmu tetap terlindungi.
Pentingnya Cyber Security di Era Modern
Mungkin banyak orang berpikir, “Aku kan bukan siapa-siapa, ngapain ada yang mau nyerang dataku?” Padahal, setiap data pribadi punya nilai di dunia maya. Alamat email, nomor telepon, atau bahkan foto bisa disalahgunakan untuk spam, penipuan, atau pencurian identitas.