Tak puas dengan sistem yang ada, Linus Torvalds memutuskan untuk menciptakan Kernelnya sendiri.
Kernel merupakan inti dari sebuah sistem operasi yang bertugas mengatur memori, berkomunikasi dengan perangkat keras, dan memastikan semua fungsi berjalan semestinya.
Dalam proses ini, Linus Torvalds memanfaatkan berbagai alat bantu pemrograman dari proyek “GNU’s Not Unix” atau GNU, sebuah gerakan perangkat lunak berkualitas dan bebas digunakan secara gratis yang merupakan alternative dari Unik. GNU sendiri diprakarsai oleh Richard Stallman melalui “Free Software Foundation”.
Begitu Kernel dasar Linux selesai dibuat, Linus Torvalds tidak menyimpannya untuk dirinya sendiri. Ia melakukan hal yang luar biasa di masa itu. Linus Torvalds membagikan kode sumber Linux ke internet secara gratis. Hal itu dilakukan agar siapa pun bisa melihat, belajar, bahkan memodifikasi dan memperbaikinya.
Kode sumber adalah sesuatu hal yang sangat penting dalam suatu sistem operasi. Sebagian besar perusahaan perangkat lunak tidak akan menjual kode sumber sistem operasi yang mereka miliki. Jika pun akan menjualnya kode sumber harganya sangat mahal lantaran mereka percaya jika tersedia gratis, maka akan menghancurkan pendapatan mereka.
Alhasil, keputusan Linus Torvalds membagikan kode sumber Linux ke internet secara gratis ini yang kemudian mengubah segalanya.
Usai kode sumber Linux dibagikan secara gratis akhirnya Linux berkembang pesat. Komunitas programmer, mulai dari para akademik hingga mahasiswa mulai mencoba menggunakan Linux.
Saat komunitas programmer menemukan sesuatu yang tidak berjalan sesuai keinginan, mereka mulai memperbaikinya sendiri. Lebih dari itu, mereka juga mengirimkan hasil perbaikan tersebut kembali kepada Linus, yang kemudian memasukkannya ke dalam versi Kernel berikutnya.
Ya sejak saat itu Linux berkembang dengan sangat cepat. Dari sebuah proyek kecil seorang mahasiswa, sistem operasi cuma-cuma ini tumbuh menjadi gerakan kolaboratif global.
Model pengembangan ini dikenal dengan nama Open Source.
Open Source ini artinya semua orang bisa memiliki akses ke kode sumber Linux secara bebas. Karena itu, siapa saja yang merasa butuh fitur tertentu atau ingin memperbaiki “bug” atau kesalahan pada perangkat komputer bisa langsung memperbaikinya dan dengan mudah membagikan hasil perbaikannya kembali ke komunitas programmer. Maka tak heran, Linux terus berkembang dengan cepat.