Mohon tunggu...
Akbar Aridani Setiawan
Akbar Aridani Setiawan Mohon Tunggu... MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA

Jagalah ilmu dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Aku, Ayah dan Kebun Kecilnya

6 Juli 2025   09:00 Diperbarui: 6 Juli 2025   06:07 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kebun Kecil di Rumah Ayahku (Foto: Dokumentasi Pribadi / Ns Enah Nurjanah)

Kadang aku heran, kenapa dia selalu sibuk sendiri. Ada waktu senggang sedikit, Ayah pasti langsung turun ke kebun, ngecek tanaman yang mungkin gak semua tumbuh subur.

AKU tumbuh di keluarga yang berkecukupan. Apa-apa gak pernah kurang. Makan enak, rumah nyaman, semua terasa aman. Tapi aku sadar, semua itu gak datang begitu saja ada satu orang yang jadi tulang punggung semuanya yaitu Ayah.

Ayahku bukan tipe yang banyak duduk diam. Meskipun kerjaannya udah cukup sibuk, dia masih suka ngurusin hal-hal kecil di rumah. Dari merawat kebun kecil, nanam tanaman, dan sekarang ini ayahku sedang membuat kandang ayam.

Kadang aku heran, kenapa dia selalu sibuk sendiri. Ada waktu senggang sedikit, Ayah pasti langsung turun ke kebun, ngecek tanaman yang mungkin gak semua tumbuh subur.

Tapi entah kenapa, setiap kali diminta tolong, rasa malas itu muncul. Rasanya kayak lagi enak-enaknya santai, eh tiba-tiba disuruh ngelakuin hal yang nggak aku pengen. Aku sering pura-pura sibuk, Tapi akhirnya tetap bantu juga. Dan anehnya, giliran aku lagi gabut atau nggak ada kerjaan, dia malah nggak nyuruh apa-apa.

Padahal aku sebenarnya nggak keberatan bantu. Aku berusaha untuk nolongin ayah tanpa paksaan. Tapi ya itu tadi kenapa selalu pas aku lagi asik-asiknya main atau rebahan, Rasanya kayak diuji kesabaran, padahal yang diminta juga bukan hal besar.

Yang paling aku kagumi, meskipun kerja seharian dan jarang mengeluh, ayah masih sempat mikirin hal-hal kecil untuk kenyamanan keluarga. Kebun kecil itu mungkin tampak sepele buat orang lain, tapi buatku sekarang jadi simbol bahwa ayah nggak cuma kerja buat uang, tapi juga menciptakan suasana rumah yang tenang, asri, dan menyenangkan. Di tangannya, halaman kosong bisa berubah jadi tempat yang hidup. Indah dipandang, dan bikin betah. Kadang saat aku keluar rumah, aku melihat kebun depan halaman rumah, dan baru sadar rumah ini jadi enak dilihat karena tangan ayah yang mengatur semuanya.

Dari situ aku paham, yang ayah lakukan bukan sekadar hobi berkebun. Tapi lebih dari itu. Ayah memperhatikan tiap detail kecil di rumah agar kami merasa tenang. Tanaman ditata, jukut - rumput - yang tumbuh merata. Semuanya terlihat indah untuk dipandang. Dan semua itu ayah lakukan untuk keluarganya. (Akbar)*

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun