APA YANG TERJADI KETIKA PALESTINA MERDEKAOleh Denny JA
Di sebuah rumah sempit di Gaza, malam itu listrik padam total. Aisha, seorang gadis berusia dua belas tahun, menyalakan lilin kecil di samping buku sekolahnya.
Di luar, langit bergetar oleh dengung pesawat tempur. Ayahnya menutup jendela dengan papan kayu seadanya.
ibunya menenangkan adik bayinya yang menangis karena suara ledakan di kejauhan. Dalam ketakutan yang menyesakkan itu, Aisha bertanya lirih pada ibunya:
"Kalau Palestina jadi negara, apakah aku bisa sekolah tanpa takut bom?"
Pertanyaan sederhana itu memuat inti mimpi Palestina: kemerdekaan bukan hanya soal bendera yang dikibarkan atau lagu kebangsaan yang dinyanyikan. Kemerdekaan adalah hidup normal---aman, bermartabat, dan berdaulat.
Namun dunia internasional masih gamang. Seperti ditulis di Euronews, Jikapun Palestina berupaya untuk merdeka, ia disebut sebagai "negara setengah ada."
Palesina punya rakyat, punya pengakuan simbolik, tetapi belum memiliki kendali penuh atas tanah, ekonomi, atau keamanan.
-000-
Maa de la Baume, menulis di Euronews, Â enam sebab, walau diakui mayoritas dunia, Palestina tetap menjadi "negara setengah ada."
1. Tantangan Legal dan Konseptual