Jejak Arang bukan hanya ajakan untuk menikmati karya, tetapi juga pembelajaran simbolis yang dalam. Di tengah arus seni kontemporer yang cepat berubah, karya-karya ini menenangkan jiwa dan mengingatkan pada esensi paling dasar dari berkarya dan hidup: kehadiran yang terekam dalam jejak-jejak waktu. Seperti arang yang membekas di atas kanvas, kita pun meninggalkan jejak pada dunia---yang kadang tak tampak namun nyata keberadaannya.
Pameran ini juga mengajak kita bertanya: Apa yang akan menjadi jejak kita? Bagaimana kita mengolah pengalaman dan waktu menjadi makna yang bisa kita lihat, sentuh, dan resapi?
Jadi, siapkan dirimu untuk menyelami keindahan abu dan arang yang tak hanya gelap, melainkan juga penuh dengan cahaya kreatif yang menggugah di Galeri Raos dari 20 hingga 30 September 2025. Dengan harga tiket Rp 5.000, pengalaman estetik dan filosofis ini sungguh murah untuk diabaikan.
Jangan lupa bagikan pengalamanmu di #JejakArang, #GaleriRaos, dan #PondokSeniBatu --- karena setiap jejak, ketika dibagikan, menjadi lebih berarti.
"Dalam keheningan abu, seni menemukan suaranya; dalam bekas arang, manusia menjalin cerita tak berujung."
Kamis Kliwon 25 September 2025
Akaha Taufan Aminudin
Sisir Gemilang Kampung Baru Literasi SIKAB Himpunan Penulis Pengarang Penyair Nusantara HP3N Kota Batu Wisata Sastra Budaya SATUPENA JAWA TIMUR
Pegadaian MengEMASkan IndonesiaÂ
MengEMASkan IndonesiaÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI