Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kubu Prabowo Semakin Kacau Menjelang 22 Mei (3)

17 Mei 2019   03:49 Diperbarui: 17 Mei 2019   15:44 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kubu Prabowo belakangan ini menjadi sorotan media sehubungan kekacauan yang terjadi di tubuhnya, dan semakin kacau saja menjelang 22 Mei yang merupakan hari penetapan hasil perolehan rekapitulasi suara KPU (jika tidak ada sengketa, KPU akan menetapkan calon terpilih pada 25 Mei 2019). 

Kekacauan di kubu Prabowo belakangan ini pun menyorot sebuah sosok politikus Partai Gerindra, yaitu Arief Poyuono. 

Mengenai hal ini bisa disimak pada artikel sebelumnya, "Kubu Prabowo Semakin Kacau Menjelang 22 Mei" dan "Kubu Prabowo Semakin Kacau Menjelang 22 Mei (2)".

Selain mengutip ayat suci sebagai pembenaran seruannya mengajak masyarakat menolak membayar pajak, pernyataan kontroversial Arief Poyuono lainnya adalah mereka yang berada di BPN dan Partai Gerindra yang tidak setuju dengan usulannya menolak Pileg 2019, seperti setan kurap yang menyusup di sekitar Prabowo-Sandi.

Setan kurap? Ada lagi istilah lain, sebelumnya setan gundul. 

Wajar saja kalau rakyat tertawa, sambil bergumam, dari dulu pun sudah banyak "setan" di antara para politikus, tak mengherankan.

Juga bukan hal yang mengherankan jika pernyataan Arief Poyouno ini nantinya dikatakan "pendapat pribadi", bukan mewakili partai, seperti saat ada seruan untuk menolak membayar pajak tadi.

"Arief Poyuono itu cenderung pendapat pribadi," kata Desmond J Mahesa di sini.

Tak heran jika ada sebagian pihak yang tersenyum geli, karena teringat ungkapan "Maunya Menang Banyak Mulu".  

Kalau kader parpolnya berprestasi diakui sebagai kadernya, tapi kalau sebaliknya ada semacam penolakan, dikatakannya sebagai masalah atau pendapat pribadi. 

Yang bagus-bagus aja ya, beib! Yang jelek, jangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun