Klub yang sial dimaksud di sini adalah klub yang berhadapan dengan klub yang beruntung di babak penyisihan.Â
Liverpool dan Tottenham Hotspur adalah dua klub yang beruntung karena bisa lolos dari lubang jarum. Berkat kemenangan 1-0 atas Napoli, Liverpool batal menjadi bahan cemoohan, tersingkir di babak penyisihan, sementara musim lalu finalis Liga Champions.
Tottenham Hotspur lebih dramatis lagi. Imbang 1-1 saat bermain di kandang Barcelona, tapi belum jadi jaminan lolos ke babak berikutnya, jika tuan rumah Inter Milan mampu mengalahkan lawannya, tapi Inter hanya bermain imbang 1-1 melawan tamunya PSV Eindhoven.
Dengan demikian juara grup yang berhadapan dengan Liverpool di babak 16 besar adalah klub yang sial, dan lebih sial lagi jika berhadapan dengan Tottenham Hotspur.
Klub mana saja yang berpotensi menjadi klub yang sial? Manchester City tidak termasuk karena klub sesama Inggris. PSG pernah satu grup dengan Liverpool, sedangkan Barcelona dengan Tottenham Hotspur.Â
Maka dari itu, klub yang sial karena berhadapan dengan Liverpool adalah Borussia Dortmund, Barcelona, Porto, Bayern Muenchen, Real Madrid, dan Juventus.
Musim lalu Porto berhadapan dengan Liverpool di babak 16 besar dan tersingkir. Jika musim ini kembali bertemu dengan Liverpool, malang nian nasib Porto, jadi klub yang sial.
Klub yang sial melawan Totenham Hotspur adalah Borussia Dortmund, PSG, Porto, Bayern Muenchen, Real Madrid, dan Juventus.
Tottenham Hotspur bertemu Juventus musim lalu dan tersingkir, tapi Juventus menjadi klub yang sial jika kembali berhadapan dengan Spurs di babak 16 besar.
Lucunya, jika finalis Liga Champions musim lalu, yaitu Real Madrid dan Liverpool bertemu di babak 16 besar, kembali Liverpool kalah atau tersingkir. Kalau begini ceritanya, tuah sial itu berbalik, atau Liverpool menjadi klub yang sial banget.
Cukup lucu juga jika PSG berhadapan dengan Tottenham Hotspur. Ambisi juara Liga Champions serta banyak mengeluarkan uang untuk membeli pemain bintang, ternyata PSG kandas di babak 16 besar, disingkirkan oleh Tottenham Hotspur pula. Jangan-jangan setelah itu PSG dijual oleh pemiliknya, karena dianggap klub yang sial.