Perbaba! Tapi seperti itulah kaum "teletubbies romantis melankolis" yang cenderung mudah terharu dan memaafkan, sehingga blunder atau kesalahan fatal yang satu dan dimaafkan tadi melahirkan blunder-blunder lainnya, dan masih juga dimaafkan. Tidak ada keberanian untuk mengatakan tiada maaf bagimu, pergi sana yang jauh!
Makanya tak heran jika ada negara yang tim sepakbolanya belasan tahun gagal dan tak pernah juara, meski hanya juara se Asia Tenggara, tapi selalu ada kata maaf yang cenderung mudah diberikan, bahkan masih disayang pula, bukannya heran dan bertanya, bodoh kok awet?Â
Tapi kalau dipikir-pikir, bodoh yang awet tadi karena didukung oleh kaum "teletubbies romantis melankolis" yang cenderung mudah terharu dan memaafkan, serta sungkan untuk mengatakan tiada maaf bagimu.
Kembali bahas kiper Bayern Munchen Sven Ulreich yang meminta maaf tadi. Apakah manajemen Bayern Munchen akan memaafkan dan mempertahankan kiper tersebut?
Kemungkinan besar tidak. Manajemen Bayern Munchen diperkirakan akan mengatakan tiada maaf bagimu. Masih banyak kiper lain di dunia ini yang tangguh dan bisa dibeli.
Salam bola itu bundar, bukan peang.