Mohon tunggu...
AJ Susmana
AJ Susmana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

AJ Susmana, dilahirkan di Klaten. Dapat dihubungi via Email ajsusmana@yahoo.com Selain menulis, berbagai isu sosial, budaya dan politik, juga "menulis" lagu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membaca Nagarakretagama

30 Januari 2023   23:04 Diperbarui: 12 Februari 2024   23:33 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perpustakaan, koleksi buku. (sumber: Unsplash/Alfons Morales via kompas.com)

Sebagaimana kemudian diberitakan Kompas Minggu, 15 Mei 1983, halaman 10 & 12, pada bulan September tahun 1970, (Jadi tepat 76 tahun Penemuan Brandes), Nagarakertagama temuan Brandes tersebut dikembalikan ke Indonesia oleh Ratu Yuliana. 

Ada pertanyaan kemudian: "Lalu setibanya kembali di Indonesia, lembaga mana yang harus merawat? Selanjutnya tidak pernah didengar lebih jauh nasib dari karya istimewa Prapanca ini. 

Bahkan tempat penyimpanannya pun masih tanda tanya." (Baca juga: I Gusti Made Warsika, Bali Kuno, Runtuhnya Kerajaan Majapahit dan Pengaruhnya terhadap Bali, Pustaka Bali Post, Denpasar, Bali, 2017; 101)

Kita mengerti, kaum pergerakan kemerdekaan Indonesia, termasuk Bung Karno, menggunakan Majapahit: kejayaaan dan keagungannya sebagaimana yang digambarkan Nagarakretagama sebagai kisah yang jaya dari masa lalu Indonesia untuk membangkitkan dan memberanikan rakyat untuk melawan keangkuhan kolonialisme Belanda. 

Kakawin Nagarakretagama dengan demikian seakan menjadi puisi-puisi perlawanan yang mengiringi slogan "Merdeka atau Mati" para pejuang kemerdekaan di garis depan. 

Bahkan Mohammad Yamin, menuntut bahwa wilayah Negara Nasional yang hendak didirikan adalah bekas wilayah Majapahit yang prasasti terjauhnya juga ditemukan di Singapura dan Sumbawa; sementara yang lain menekankan hanya bekas jajahan Hindia Belanda. 

Di masa kemerdekaan kemudian, Ilmuwan Indonesia Slamet Muljana mulai membaca dengan serius Nagarakretagama yang kemudian terbit pada pertengahan tahun 1979 sebagai buku berjudul Tafsir Sejarah Nagara Kretagama. 

(kini diterbitkan lagi oleh LKIS Yogyakarta). Dalam pengantarnya, ia menulis dengan nada ragu dan merasa sia-sia sambil memberikan kebaikan dan keunggulan perlunya membaca Kakawin Nagarakretagama.

"Dalam lintasan secepat kilat, kelihatannya terbitan ini tidak sesuai dengan menggeloranya semangat pembangunan di seluruh tanah air Indonesia pada saat ini sehingga timbul kesan seolah-olah usaha itu adalah penyia-nyia waktu dan tenaga. 

Waktu dan tenaga yang sangat berharga itu dapat digunakan untuk usaha-usaha lain yang secara langsung dapat menunjang pembangunan semesta pada saat ini.

Suatu kebetulan Nagarakretagama adalah suatu sejarah pembangunan kerajaan Majapahit di masa yang lampau. Banyak sedikitnya ada titik pertemuan antara pembangunan kerajaan Majapahit enam abad yang lampau dan pembangunan Negara Republik Indonesia masa kini, meskipun situasi dan kondisi kedua negara itu berbeda-beda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun