Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Antara Jokowi, Prabowo dan Tuhan

28 April 2019   07:41 Diperbarui: 28 April 2019   09:51 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau saja setiap insan manusia menyadari bahwa manusia hanyalah perantara Tuhan, menjalankan kehendak-Nya dimuka bumi ini. Seperti halnya Tuhan menitipkan Jokowi pada Prabowo dan Megawati, untuk dicalonkan menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Pada saat itu, mungkin Jokowi sendiri juga tidak menyadari kalau kiprah politiknya akan sampai di DKI Jakarta. Seperti itulah cara Tuhan mengangkat derajat manusia, yang memang ingin dimuliakannya. Dan diluar dugaan Jokowi dan Prabowo kalau pada akhirnya mereka akan bersaing di Pilpres 2014.

Padahal sebelum Jokowi maju menjadi Calon Presiden. Jauh sebelum itu, Prabowo sudah mempersiapkan diri untuk menjadi Calon Presiden. Apakah Jokowi kuasa untuk menolak apa yang sudah digariskan Tuhan tersebut.? Tidak satu manusiapun bisa menolak kehendak-Nya.

Pada kenyataannya, Jokowi memang menutup peluang Prabowo untuk menjadi Prasiden, Jokowi memenangkan kontestasi Pilpres 2014, itupun diluar dugaan Jokowi. Sebagai new comer, jelas Jokowi bukanlah siapa-siapa jika dibandingkan Prabowo, tapi kenyataan dan kehendak Tuhan berkata lain.

Jokowi seperti Malin Kundang Anak Durhaka, begitulah anggapan sebagian besar orang-orang yang Pro Prabowo, Jokowi dianggap tidak tahu diri, tidak tahu membalas budi. Karena Jokowi, peluang Prabowo menjadi Presiden Gagal lagi.

Peristiwa inilah yang akhirnya menggugurkan anggapan Gus Dur, yang menganggap Prabowo orang yang paling ikhlas di Republik ini. Prabowo tidak tahan untuk tidak pamrih terhadap apa yang pernah dia lakukan terhadap Jokowi, kekecewaannya terhadap Jokowi meluap.

Adakah Ulama yang mengingatkan Prabowo, kalau semua yang terjadi tersebut tidak terlepas dari kehendak Yang Maha Kuasa, dan ujian dari keikhlasannya sebagai orang yang paling ikhlas di Republik ini.?

Tidak ada Yang mengingatkan Prabowo, bahkan malah ada Ulama yang menyarankan Prabowo untuk melakukan People Power pada saat itu, tapi Prabowo menolaknya. Kok bisa seorang ulama menyarankan untuk bertindak keji dan munkar.? Sementara dia tahu tugasnya dimuka bumi ini untuk melawan tindakan keji dan munkar, dan bukan dengan cara yang munkar.

Pilpres 2019 keikhlasan Prabowo kembali diuji, dia kembali berhadapan dengan Jokowi. Budi baik Prabowo terhadap Jokowi kembali diungkit, seolah-olah Jokowi menjadi penghalang Prabowo untuk menjadi Presiden.

Kalau saja keimanan kita menuntun bahwa semua peristiwa yang terjadi dimuka bumi ini, tidak terlepas dari kehendak dan sepengetahuan Yang Maha Kuasa, maka kita akan ikhlas menerim kenyataan yang sesuai dengan kehendak-Nya.

Itulah persoalan yang mendasar dari sebagian besar kita yang katanya orang yang beriman. Beriman kepada Tuhan, tapi tidak bisa menerima kenyataan sebagai kehendak yang sudah sesuai dengan ketentuannya. Sehingga kita tidak mau mempercayai bahwa ada campur tangan Tuhan dalam setiap kejadian dan peristiwa dimuka bumi ini.

Tinggal menghitung hari kita akan tahu siapa yang akan menjadi Presiden Republik Indonesia yang kedelapan. Berdasarkan hasil perhitungan sementara KPU, Jokowi-Ma'ruf masih mengguli Prabowo-Sandi, namun Prabowo sudah mendeklarasikan diri sebagai Presiden.

Prabowo adalah Capres pilihan Ijtima' Ulama, artinya disekeliling Prabowo itu Ulama, adakah mereka menuntun Prabowo untuk mempercayai kehendak Tuhan, ketimbang mengedepankan hawa nafsu.? 

Tidak ada yang mengingatkan hal itu. Hampir semua orang yang ada disekitar Prabowo sulit menerima kenyataan kalau Prabowo kalah, seakan-akan Prabowo Tidak boleh kalah.

Adakah yang menyadari bahwa keimanan kita sedang diuji, apakah kita benar-benar beriman kepada Tuhan, dan mengimani semua yang sedang dihadapi tidak terlepas dari kehendak-Nya, bukan malah mengikuti keinginan hawa nafsu untuk melakukan kerusakan terhadap negeri yang Sama-sama kita cintai. Wallahu'alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun