Kalau saja keimanan kita menuntun bahwa semua peristiwa yang terjadi dimuka bumi ini, tidak terlepas dari kehendak dan sepengetahuan Yang Maha Kuasa, maka kita akan ikhlas menerim kenyataan yang sesuai dengan kehendak-Nya.
Itulah persoalan yang mendasar dari sebagian besar kita yang katanya orang yang beriman. Beriman kepada Tuhan, tapi tidak bisa menerima kenyataan sebagai kehendak yang sudah sesuai dengan ketentuannya. Sehingga kita tidak mau mempercayai bahwa ada campur tangan Tuhan dalam setiap kejadian dan peristiwa dimuka bumi ini.
Tinggal menghitung hari kita akan tahu siapa yang akan menjadi Presiden Republik Indonesia yang kedelapan. Berdasarkan hasil perhitungan sementara KPU, Jokowi-Ma'ruf masih mengguli Prabowo-Sandi, namun Prabowo sudah mendeklarasikan diri sebagai Presiden.
Prabowo adalah Capres pilihan Ijtima' Ulama, artinya disekeliling Prabowo itu Ulama, adakah mereka menuntun Prabowo untuk mempercayai kehendak Tuhan, ketimbang mengedepankan hawa nafsu.?Â
Tidak ada yang mengingatkan hal itu. Hampir semua orang yang ada disekitar Prabowo sulit menerima kenyataan kalau Prabowo kalah, seakan-akan Prabowo Tidak boleh kalah.
Adakah yang menyadari bahwa keimanan kita sedang diuji, apakah kita benar-benar beriman kepada Tuhan, dan mengimani semua yang sedang dihadapi tidak terlepas dari kehendak-Nya, bukan malah mengikuti keinginan hawa nafsu untuk melakukan kerusakan terhadap negeri yang Sama-sama kita cintai. Wallahu'alam.