Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Yakin Mantan Koruptor Bisa Tobat?

17 April 2019   05:24 Diperbarui: 17 April 2019   06:01 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunews.com

Politik uang menjelang Pilpres dan Pileg 2019 marak lagi, sampai capek pun OTT tidak akan merubah kaeadaan, karena sudah seperti lingkaran setan. Inilah yang dinamakan "Uang Setan dimakan Setan,"uang yang diperoleh dari hasil korupsi, digunakan lagi untuk menyogok para pemilih.

Yang begini ini mau diajak bertobat.? Serius lo..kalau kita sendiri memelihara manusia seperti itu, itu sama halnya kita sendiri membiarkan perilaku korup dilingkungan kita sendiri, terus seperti apa kualitas kepemimpinan kita.? Orang lain memberantas korupsi sementara kita sendiri menimang-nimang pelaku korupsi dengan iming-iming diajak Tobat.

Memang benarlah, untuk membersihkan yang kotor harus dengan sapu yang bersih, bukan dengan sapu yang kotor. Kalau ada pemimpin yang berkomitmen terhadap pemberantasan korupsi, sementara dia sendiri mengumpulkan dan memelihara orang yang tidak baik, jangan percaya dia akan menjadi pemimpin yang baik.

Satu hari menjelang Hari 'H' Pemilu, berbagai media memberitakan OTT Caleg yang melakukan praktik suap. Ada Caleg Mantan koruptor yang diduga terlibat dalam praktik suap untuk memuluskan pencalonannya dalam Pileg 2019.

Memang susah, korupsi itu penyakit mental yang susah untuk disembuhkan, kalau ada yang meyakini bahwa koruptor itu bisa tobat, sementara peluang untuk korupsi tetap dibiarkan, itu omong kosong. Apa lagi Mantan koruptor mau dikasih insentif, itu betul-betul sangat naif.

Jangan mimpi memperbaiki Mantan koruptor dengan kebaikan. Dinegara yang memberikan hukuman mati pun tidak menjamin praktek korupsi bisa dihilangkan. Dan jangan mimpi bisa membasmi korupsi semudah membalikkan telapak tangan.

Kalau sekedar untuk Kampanye, semua terlihat enak dan mudah, tapi begitu pelaksanaannya, berbagai dalih pun dengan mudah dikemukakan, begitu kenyataannya tidak bisa dilaksanakan. Itulah makanya janji Politik tetaplah hanya sekedar janji, hanya sebatas pemanis dimulut, pahit dalam realisasinya.

Belum dipraktikkan, mata kita sudah diperlihatkan, bahwa mantan koruptor tetaplah akan menjadi koruptor, begitu diberikan peluang yang menggiurkan. Diperlakukan dengan kejam pun tidak akan merubah perilakunya, apa lagi ditimang-timang.

Serius mau mengajak koruptor bertaubat? Dan memberikan mereka uang pensiun sebagai mantan koruptor? Apa itu gak seperti menggarami lautan. Janji Kampanye tidak semudah penerapannya, saat Kampanye memang semua terlihat mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun