Dari argument ini kita tahu bahwa Agama islam yang bersumber dari al Qur’an, yang dibawa oleh nabi Muhammad adalah firman Tuhan maka salahlah jika Agama abrahimik adalah budaya khususnya agama islam.
Argumen penyangkalannya begini :
- Jika agama abrahimik adalah budaya maka agama abrahimik adalah hasil olah pikir dan olah rasa manusia
- Agama abrahimik bukanlah hasil olah pikir dan olah rasa manusia
- Jadi agama abrahimik bukanlah budaya
Argumen ini dibangun berdasarkan modus Tollens
Jika yang dimaksud adalah agama abrahimik maka salah; sering kali agama abrahimik juga disebut agama langit, sedangkan kepercayaan-kepercayaan spiritual lain yang ada di indonesia maupun belahan dunia lainnya disebut agama bumi.
Perbedaan mengenai agama siapa yang benar itu urusan masing-masing pribadi, karena pilihan agama merupakan pengalaman pribadi si subyek yang dipilih berdasarkan selera, panggilan jiwa, dan lain sebagainya.
Perbedaan bukan berarti menjadi jurang kehidupan harmonis kita, justru adanya perbedaan kita merupakan pertanda eksistensi manusia bahwa manusia dianugerahi kebebasan memilih jalan hidupnya masing-masing. Dan hal itu merupakan sesuatu yang dikehendaki Tuhan bahwa Tuhan menginginkan keberagaman kita. Perbedaan agama juga merupakan pertanda eksistensi Tuhan, kok bisa ? Bagaimana penjelasannya itu ? ya coba ada refleksikan sendiri, hehehehe