Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Megawati "Menepuk Air Didulang" Jika Paksa Puan Maju sebagai Capres?

11 Maret 2020   09:03 Diperbarui: 11 Maret 2020   09:04 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Megawati sempat gusar saat ramainya tokoh petinggi partai mencalonkan anaknya untuk maju pada Pemilu 2024. Menurutnya, anak yang tidak memiliki kapasitas jangan dipaksa-paksa.

Dilansir Tempo.co, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengaku jengkel karena ada partai yang memaksakan anggota keluarganya mengikuti Pemilihan Umum 2024.

"Berhentilah, kalau kalian punya anak, anaknya itu enggak bisa, jangan dipaksa-paksa. Jengkel loh saya. Lah iya loh, ngapain sih kayak enggak ada orang. Kader itu ya anak kalian juga loh. Gimana yo," kata Megawati saat memberikan pengarahan kepada calon kepala daerah peserta Pilkada 2020 di DPP PDIP, Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020.

Kalau seandainya Megawati menggadang-gadang Puan Maharani maju di Pemilu Presiden 2024, itu sama saja dengan 'menepuk air didualang, terpercik muka sendiri', dia melarang orang lain untuk tidak memaksakan anak maju di Pemilu 2024, tapi dia sendiri memaksa anaknya untuk ikut maju.

Alasan Megawati marah, pada akhirnya terbaca oleh publik, dia marah karena anaknya Puan akan berhadapan dengan lawan anak dari sesama petinggi partai. Padahal saat itu, yang sedang digadang-gadang adalah AHY, putra dari SBY, mantan Presiden RI ke 6, yang juga petinggi partai Democrat.

Segitu marahnya Megawati, tapi tanpa disadarinya, dia sendiri berambisi untuk mendorong Puan Maharani maju pada Pemilu 2024. Megawati memperlihatkan 'ego politiknya', seakan-akan tidak ingin ada saingan dari sesama petinggi partai.

Semua warga negara Indonesia, punya hak secara konstitusional untuk dicalonkan sebagai Presiden RI, hanya saja memang perlu mengukur kepatutan, dan kapasitas. Dan itu bukan diukur dari kedudukannya sebagai pejabat publik, karena kapasitas diukur dari kapabelitas dan integritasnya.

Dengan jabatan sebagai Ketua DPR RI, apakah secara otomatis Puan layak dicalonkan sebagai Presiden? Ya belum tentu, pemilihlah yang berhak menentukan. Ditakar saja dulu seberapa tingkat keterpilihannya, jangan sampai Partai mencalonkan Puan, hanya karena dia anak dari Megawati, yang nota bene Ketua Umum PDI Perjuangan.

Sangat tidak fair, kalau Megawati melarang petinggi partai, menggadang-gadang anak untuk menjadi Capres pada Pemilu 2024, sementara Megawati sendiri berambisi untuk mencalonkan Puan Maharani sebagai Capres.

Kurang elok terlihat, orang lain dilarang, sementara sendirinya bernafsu untuk menggadang-gadang anak menjadi Capres. Biarkan saja masing-masing menjalankan hak konstitusionalnya, kenapa harus dilarang. Lain soal kalau sendirinya tidak bernafsu untuk memaksa anak maju sebagai Capres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun