Mohon tunggu...
Aji Prasanto
Aji Prasanto Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Kerja

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Isu Agama sampai Isu Kesehatan Mental Generasi Muda, Bagaimana Kita Memaknainya?

10 Januari 2023   18:08 Diperbarui: 10 Januari 2023   18:29 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Opening Image (pexels.com/ Chris F)

Mencoba menguak beberapa isu yang belakangan ini muncul, tentang masalah mental yang melanda pada kalangan remaja sampai dewasa muda, kemudian menghubungkan dengan masalah religiusitas khususnya dalam meledaknya budaya islami. Adakah pengaruh serta dampak yang berkaitan dengan kedua isu tersebut. Mencoba menggali isu secara ringan, dengan mengadopsi metode penelitian studi pustaka sederhana.

Introduction

Sudah bukan menjadi hal yang asing lagi, jika kita melihat mengenai trend remaja sampai pada dewasa muda masyarakat kita tentang apa yang disebut kesehatan mental. Banyak kalangan dari mereka sering mendiagnosis dirinya sendiri dengan betapa lelah dan merasa tak berdaya dengan jiwa mereka, merasa begitu berat beban di punggung.

Hal ini dikuatkan dengan data dari cnnindonesia.com, "Kesehatan Mental Jadi Isu yang Banyak Disorot Anak Muda Zaman Now", Oktober 2022. Dalam artikel tersebut, menjelaskan bahwa "anak muda Indonesia menyimpan perhatian dalam isu kesehatan khususnya pada kesehatan mental, yang mana paling disorot pada kalangan muda tersebut". Percakapan tentang kesehatan mental merupakan sesuatu yang dapat dikatakan baru, namun sedang berkembang.

Agama merupakan sebuah rumah bagi semua umatnya, kehidupan manusia di dunia tidak akan mampu dipisahkan dengan agama. Sayangnya terkadang dalam kelompok beragama didalamnya terdapat konflik-konflik internal, seperti halnya; perbedaan di dalam kelompok tersebut, saling menguatkan ego antar golongan, serta faktor kepentingan lainnya. Apalagi dalam konflik eksternal.

Masuknya politik ke dalam dunia islam belakangan ini, memicu beberapa pemikiran pada kalangan muda, ada yang apatis juga radikalis. Kemudian merebaknya konten-konten tentang agama di media sosial juga menjadi isu yang cukup menarik untuk dibicarakan. 

Dilansir dari republika.co.id, "Media Sosial dan Potensi Konservatisme Beragama Generasi Muda", Desember 2021. Generasi muda sangat rentan terpapar konservatisme, "media sosial menciptakan kerentanan dalam aspek faktualitas dan kredibilitas informasi, termasuk dalam konten agama".

Dalam artikel tersebut, Husein Ja'far Al Hadar (Habib Ja'far) mengatakan bahwa manusia pada dasarnya lahir sebagai pribadi yang moderat, namun dengan terpaparnya mereka dengan konten-konten media yang salah, menjadikan niat belajar agama yang sebelumnya positif menjadi negatif. Seorang yang sebelumnya moderat dengan terpapar oleh media tersebut, dapat berubah menjadi seorang yang konservatif.

Lebih lanjut lagi Habib Ja'far mengatakan bahwa paham konservatif berbasis pada dua hal, yaitu kebodohan atau tidak memiliki pemahaman keagamaan yang baik. Kedua, yaitu egoisme, dimana seseorang tidak memiliki dasar atau modal keagamaan yang kuat namun sangat mudah terjerumus dengan informasi dan konten keislaman yang belum jelas kebenaran sumbernya.

Dari beberapa isu tersebut, kita diantarkan pada hubungan antara popularitas konten-konten agama dengan popularitas masalah kesehatan mental pada remaja muda di indonesia. Sebelum masuk kedalam penjelasan lebih lanjut tentang hubungan antara popularitas konten-konten agama dengan popularitas masalah kesehatan mental, kita perlu mengetahui terlebih dahulu tentang beberapa pengertian di bawah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun