Mohon tunggu...
ajeng urifatul
ajeng urifatul Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa S1 Pendidikan Ilmi Pengetahuan Alam, yang sedang memperluas pengetahuan untuk berinovasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fenomena Sound Horeg: Ketika Suara Keras Jadi Ancaman di Tengah Masyarakat

10 Oktober 2025   10:50 Diperbarui: 10 Oktober 2025   10:49 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di berbagai daerah di Indonesia, terutama di acara hajatan atau konser kampung, suara musik keras dari sound system raksasa yang dikenal sebagai "sound horeg" menjadi hal yang lazim. Meski dianggap sebagai bentuk hiburan dan kebanggaan, kenyataannya fenomena ini mulai menimbulkan gangguan kenyamanan bahkan risiko kesehatan bagi masyarakat sekitar.

 Suara Bukan Sekadar Hiburan

Bunyi sebenarnya adalah gelombang yang merambat melalui udara dan membawa energi. Ketika volume dinaikkan, amplitudo gelombang bunyi ikut meningkat, yang berarti energi yang dibawa juga makin besar. Inilah alasan mengapa suara dari sound horeg bisa terdengar sampai jauh.

Dalam fisika, intensitas bunyi berbanding lurus dengan daya sumber bunyi dan berbanding terbalik dengan luas penyebarannya. Artinya, semakin besar daya speaker, semakin besar pula energi yang diterima telinga. Tingkat kebisingan diukur dalam satuan desibel (dB) dan menurut standar WHO, paparan di atas 85 dB dalam waktu lama dapat merusak pendengaran manusia.

Fenomena Fisika di Balik Suara Bising

Suara keras menyebabkan getaran udara yang sangat kuat, bahkan dapat memengaruhi benda di sekitar. Dalam beberapa kasus, jendela dan dinding bisa ikut bergetar karena mengalami resonansi, yaitu ketika frekuensi bunyi sama dengan frekuensi alami benda tersebut.

Selain itu, bunyi dengan intensitas tinggi akan mengalami interferensi gelombang saling bertemu dan memperkuat atau melemahkan satu sama lain. Hal inilah yang membuat beberapa orang di jarak tertentu mendengar suara lebih keras, sementara yang lain justru lebih pelan.

Dampak bagi Kesehatan dan Lingkungan

Paparan suara keras dari sound horeg bukan sekadar membuat telinga berdengung. Gelombang bunyi dengan energi besar dapat merusak sel rambut halus di koklea, bagian telinga dalam yang berfungsi menerima getaran suara. Jika berlangsung terus-menerus, hal ini bisa menyebabkan gangguan pendengaran permanen.

Dari sisi lingkungan, kebisingan juga mengganggu istirahat warga, menimbulkan stres, dan pada hewan peliharaan dapat menyebabkan perubahan perilaku karena sistem pendengaran mereka lebih sensitif terhadap suara.

Saran dan Solusi

Fenomena sound horeg seharusnya tidak dihapus, tetapi diatur agar tetap menjadi hiburan yang aman dan nyaman.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

A. Mengatur batas volume maksimal sesuai standar lingkungan (sekitar 70 dB di area pemukiman).

B. Menempatkan speaker mengarah ke area terbuka, bukan ke rumah warga.

C. Menggunakan peredam suara di sekitar panggung.

D. Melakukan edukasi dan masyarakat tentang bahaya kebisingan berlebih.

Menemukan Harmoni

Hiburan adalah bagian dari budaya, tetapi kenyamanan lingkungan juga hak bersama. Dengan memahami ilmu fisika di balik gelombang bunyi, masyarakat dapat menikmati kemeriahan acara tanpa menimbulkan gangguan bagi orang lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun