Mohon tunggu...
Aisyah Inneke Nur Fadhilah
Aisyah Inneke Nur Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengapa Pajak Masih Jadi Tulang Punggung Penerimaan Negara Indonesia, Meski Kaya Sumber Daya Alam?

4 Oktober 2025   12:24 Diperbarui: 4 Oktober 2025   12:31 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pajak Sebagai Tulang Pungggung Penerimaan Negara Indonesia

Dengan kata lain, semakin berkembang sektor non-SDA, semakin besar pula peran pajak dalam menopang keuangan negara.

3. Kebijakan Pemerintah: Menuju Kemandirian Fiskal

Pemerintah Indonesia secara sadar berupaya mengurangi ketergantungan pada SDA dan memperkuat penerimaan pajak melalui reformasi perpajakan. Tujuannya adalah membangun kemandirian fiskal, agar pembiayaan negara tidak terlalu bergantung pada komoditas alam yang mudah bergejolak.

Langkah-langkah yang diambil antara lain:

  • Modernisasi sistem pajak melalui digitalisasi (e-filing, e-faktur, dan core tax system).

  • Ekstensifikasi basis pajak, yaitu memperluas jumlah wajib pajak.

  • Intensifikasi, yakni meningkatkan kepatuhan dan efektivitas pengawasan pajak.

  • Reformasi kelembagaan di Direktorat Jenderal Pajak agar lebih transparan dan efisien.

Kebijakan ini juga bertujuan menghindari "kutukan sumber daya alam" (resource curse), di mana negara kaya SDA justru terjebak dalam ketergantungan ekonomi, korupsi, dan ketimpangan.

4. Tidak Semua Hasil SDA Masuk ke Kas Negara Pusat

Walaupun sumber daya alam banyak, hasilnya tidak sepenuhnya dinikmati pemerintah pusat. Dalam banyak kasus, pengelolaan SDA dilakukan oleh perusahaan swasta atau asing melalui kontrak kerja sama seperti Production Sharing Contract (PSC) di sektor migas, atau Izin Usaha Pertambangan (IUPK) di sektor minerba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun