Mohon tunggu...
Ai Sumartini Dewi
Ai Sumartini Dewi Mohon Tunggu... Guru - Humanis, pekerja keras, dan ulet

Hidup yang singkat hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Menulis merupakan salah satu kebermanfaatan hidup. Dengan menulis kita merekam jejak hidup dan mengasah otak supaya tetap tajam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pasca Jamlit

4 Februari 2021   17:27 Diperbarui: 4 Februari 2021   17:43 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah pulang ke rumah, Agus, Lia, dan Desi beristirahat. Kebetulan Sabtu dan Minggu sekolah mereka libur. Jadi lumayan lama untuk sekedar menghilangkan pegal dan lelah bekas kegiatan saat jambore Literasi.

Seninnya seperti biasa mereka berangkat sekolah lebih pagi. Hal ini dikarenakan Senin ini kebagian kelas mereka yang bertugas melaksanakan upacara bendera. Egit sebagai KM bertugas memimpin jalannya upacara. Lia yang kebagian mengibarkan bendera bersama Mia dan Hani. Walaupun masih lelah dan pegal Lia melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.

Setelah upacara dilaksanakan, mereka ngobrol di kantin karena Lia dan Hani belum sarapan. Agus ikut-ikutan pergi ke kantin. Sambil menunggu Lia dan Hani sarapan, Agus memulai percakapan.

 "Lia masih kebayang engga kegiatan kemarin?" tanya Agus sambil mengucek minuman teh manisnya.

"Ehmmm pasti dong Gus, bahkan enggak bakalan lupa seumur hidup aku," jawab Lia sambil mengunyah bakwan yang masih panas.

"Ih, iya ceritain dong, kegiatannya kaya apa?" Hani menimpali percakapan Agus dan Lia.

"Iya ceritain dong, kita-kita kan mau tahu," ujar Euis sambil melirik teman-temannya.

"Iya Is tenang, entar kami ceritain deh asyiknya Jambore Literasi kemarin, biar kalian entar terpacu lagi mengikuti suatu tantangan," tambah Agus sambil melirik Euis.

"Iya jangan kalah sama Agus dong," kata Lia sambil menyeruput jeruk panas yang dipesan dari mang Eman.

"Hahaha iya tuh bener," kata Agus sambil ketawa dan bahagia diumpamain oleh Lia. Saking senengnya sampai kembang kempis hidungnya.

"Padahal aku tuh pesimis loh waktu itu, karena aku pikir ada bulan yang lupa enggak upload review. Eh, ternyata Dewi keberuntungan berpihak padaku sehingga aku lolos deh," jawab Agus sambil ketawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun