Mohon tunggu...
Ai Sumartini Dewi
Ai Sumartini Dewi Mohon Tunggu... Guru - Humanis, pekerja keras, dan ulet

Hidup yang singkat hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Menulis merupakan salah satu kebermanfaatan hidup. Dengan menulis kita merekam jejak hidup dan mengasah otak supaya tetap tajam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surprise

28 Agustus 2020   12:33 Diperbarui: 28 Agustus 2020   12:28 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari itu cuaca sangat cerah. Aku sedang menikmati liburan panjang setelah hari raya di kampung halamanku. Berkumpul dengan ibu, bapak, adik, dan nenekku. Indahnya kampung halamanku itu dikelilingi pegunungan. 

Sawah membentang di kiri kananku. Kebun teh di depan belakang rumahku. Di temani suara burung yang merdu dari pepohonan aku membersihkan halaman depan rumahku. Maklum rumah di kampung halamannya sungguh luas jadi lumayan cape nyapunya.

Tak berapa lama ibuku memanggilku, ternyata mereka sedang berkumpul di teras belakang rumah sambil minum teh dan goreng pisang. Beliau bilang besok mau ke rumah nenek yang di Kadupandak karena sudah lama nggak berkunjung ke sana. Aku mengangguk tanda setuju untuk ikut. Sekalian silaturahmi dengan keluarga yang lainnya.

Tepat pukul 07.00 kami berangkat menuju Kadupandak naik ojeg langganan ibu dan bapakku. Kami berangkat menggunakan tiga ojeg. Ibu dan adikku yang bungsu, aku dengan adikku yang ketiga, sedangkan bapakku dengan adikku yang kedua. 

Pemandangan di sepanjang  perjalanan menuju rumah nenekku sungguh menyenangkan. Sejauh mata memandang padi di sawah mulai menguning. Sebagian sudah ada yang dipanen juga. Terlihat para petani sedang menuai padinya.

Tak berapa lama kami sampai di rumah nenekku. Kami disambut nenekkudengan suka cita. Setelah kami bersalaman , kami memasuki rumah dan langsung disuguhi makanan yang beraneka ragam. 

Nenekku itu rajin dan hobi membuat kue. Mulai dari kue tradisional sampai kue internasional. Yang paling senang tentu adikku karena di rumah nenekkku bebas milih dan makan kue sesukanya.

" Nek boleh nggak makan kue ini?" tanya adikku yang bungsu sambil menatap nenek.

" Tentu boleh, ambil saja mana yang Adi mau."Jawab nenek dengan senyum.

" Terima kasih Nek, " ujar adikku sambil mengambil kue cucur yang dia suka. Kue cucur yang dibuat nenekku memang sangat enak karena semua bahannya asli. Mulai dari tepung ketan asli, gula merah dan minyaknya pun asli dari kelapa bukan beli dari warung. Setelah kenyang adikku pun pergi bermain dengan saudara yang lain.

Sorenya aku berniat main ke rumah teh Minar, karena setelah pindah sekolah aku belum pernah bertemu. Setelah mandi dan solat ashar aku berangkat menuju rumahnya. Dari kejauhan sudah terlihat teh Minar melambaikan tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun