Mohon tunggu...
Aisha Lintang
Aisha Lintang Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - murid

hobi : menulis dan membaca buku kepribadian : INFP

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Si Kucing dan Arya

8 Februari 2024   20:10 Diperbarui: 8 Februari 2024   20:16 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Karena mengetahui ini hanya pertemuan sementara, Arya menghabiskan waktunya bermain-main dengan si kucing. Si kucing sudah merasa nyaman dengan Arya, begitupun Arya. Si kucing sangat penurut, Arya menyuruhnya untuk duduk pun si kucing melakukannya.

"Perhatian, Kereta Arjana dengan tujuan Stasiun Gambir, Jakarta sudah sampai. Para penumpang boleh menaiki kereta sekarang." Tiba-tiba terdengar pemberitahuan yang menandakan sudah saatnya Arya menaiki keretanya. Ia benar-benar tidak ingin meninggalkan si kucing sendirian di sini.

Arya membatin kalau setelah ia selesai dengan urusan kuliahnya, ia akan kembali ke Malang untuk menemui si kucing ini.

"'Cing, aku pergi sebentar ya. Nanti aku balik lagi." Ujar Arya sembari ia merapikan barang-barangnya. Si kucing menggigit lengan baju Arya dengan kuat, menandakan si kucing tidak mau Arya pergi.

Arya dengan pelan mencoba melepaskan gigitan si kucing, "Ehh cing, tunggu sebentar ya. Aku harus pergi dulu sebentar." Kata Arya. Tidak tahu apakah si kucing bisa memahami bahasa manusia, namun si kucing segera melepaskan gigitannya dari lengan baju Arya. 

Arya pergi menuju salah satu stan penjual kopi di sana. Ia membeli satu gelas es kopi untuk ia minum di kereta nanti. Setelah ia membeli kopi, Arya kembali ke kursinya untuk mengambil tasnya yang masih tergeletak. 

Namun, saat Arya kembali ke kursinya, ia sudah tidak melihat si kucing dimanapun. Arya mengendikkan bahunya, ia pikir si kucing sudah pergi meninggalkan kursinya. Saat Arya hendak mengambil tasnya, ia melihat ritsleting tasnya terbuka kecil. Ia pikir kalau ia hanya lupa menutupnya. Jadi, Arya hanya menutup ritsleting tasnya dan mengambilnya lalu pergi menuju keretanya.

Arya duduk di kursi kereta sesuai dengan yang tertera di tiketnya, ia menaruh tasnya di bawah kakinya. Di dalam kereta, Arya merasa sangat bersalah sudah meninggalkan si kucing. 

Arya kerap memikirkan si kucing hingga menjelang tengah malam. Ia tidak bisa berhenti mengkhawatirkan si kucing. Hingga lampu gerbong keretanya sudah padam semua sebab sudah waktunya penumpang tidur. Arya tentu saja tidak bisa tidur.

Pada tengah malam, tas Arya bergerak dengan sendirinya, membuat Arya terkejut. Arya dengan perasaan takut yang menyelimuti pikirannya mulai perlahan bergerak ke arah tasnya. Ia dengan perlahan membuka ritsleting tasnya, karena takut, ia menutup satu matanya.

Lalu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun