Mohon tunggu...
Panji Arimurti
Panji Arimurti Mohon Tunggu... Britpop's lover

Britpop's lover

Selanjutnya

Tutup

Bola

Sampaoli, Evita Peron, dan 11 Kamikaze

3 Juli 2015   13:54 Diperbarui: 3 Juli 2015   13:54 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Capital de Rosario

"Di rumahnya terpasang gambar Evita Peron. Dia bercerita, kadang-kadang dia mendengarkan pidato Eva Peron untuk digunakannya saat berbicara dengan para  pemain," demikian kata Paul Pavan, seorang wartawan  asal Argentina, saat bercerita tentang sosok Jorge Sampaoli.

Dengan gaya bicara yang emosional bak Evita Peron, Sampaoli mampu membuat para pemain tim nasional Chile mendengarkannya. Baginya, tidak ada pemain yang istimewa di skuat La Roja. Dan terbukti, ego para pemain Chile pun hilang.

Cerita tersebut merupakan salah satu yang dikupas dalam buku berjudul “No escucho y sigo”, yang dalam bahasa Indonesia berarti "Aku tidak mendengarkan dan mengikuti". Buku tersebut merupakan buku biografi Jorge Sampaoli, yang ditulis oleh Pavan sendiri.

Di dalam buku tersebut, Pavan menggambarkan Sampaoli sebagai sosok yang tegas, pekerja keras, fanatik dan  juga seorang pemberontak.

Lahir di Casilda, Santa Fe, sebuah kota kecil di Argentina utara, 13 Maret 1960 silam, Sampaoli remaja memang pecinta sosok Evita Peron, Ibu Negara yang sangat dicintai rakyat Argentina. Kisah kegigihan dan juga perjuangan Evita Peron hingga menjadi Ibu Negara telah menginspirasinya dalam mencapai semua impiannya.  Apalagi Sampaoli sadar dia hanyalah warga biasa yang berasal dari sebuah kota kecil.

Dan memang, perjalanan karier Sampaoli di dunia sepak  bola hingga menjadi seorang pelatih tidaklah mulus. Kisahnya panjang dan juga berliku. Bahkan, di usia 19 tahun, karier sepak bolanya sebenarnya sudah berhenti.

"Ia bermain sepak bola profesional dengan bergabung bersama Newell’s Old Boy. Namun ia mengalami cedera retak pada kaki kirinya," ujar Pavan. Padahal Sampaoli merupakan seorang pemain kidal dan ia bermain sebagai seorang gelandang di sayap  kiri.

Tapi cedera fisik yang tidak bisa pulih tersebut tidak membuat mentalnya hancur. Sampaoli selalu ingin mencoba hal-hal baru, termasuk bermain di posisi lain. Namun cederanya terlalu parah, dan karier sepak bolanya pun terhenti di usia 19 tahun.

Cedera tersebut membuat Sampaoli menyingkir dari lapangan hijau. Bayangan masa depan untuk mengangkat derajat hidupnya lewat sepak bola pupus sudah. Namun semangatnya tidak pernah pudar. Seperti politikus idolanya Evita Peron, Sampaoli mampu bangkit dari keterpurukannya dan kembali lagi ke lapangan hijau 16 tahun kemudian, tepatnya saat usianya 35 tahun.

Sebuah klub amatir Argentina, Club Atletico Belgrano de Arequito menjadi awal comeback Sampaoli ke lapangan hijau. Namun dia kembali bukan berstatus sebagai  pemain, melainkan sebagai seorang pelatih. Ya, seorang pelatih.

Seorang fotografer media Argentina Capital de Rosario bernama Sergio Toriggino pernah mengambil foto Sampaoli saat memimpin klubnya menjalani sebuah pertandingan. Dan ajaibnya, lewat foto tersebut, karier kepelatihan profesional Sampaoli pun dimulai.

Jadi diceritakan, pada suatu pertandingan, skuat Club Atletico Belgrano de Arequito terlibat perkelahian dengan pemain dari klub lawan. Pertandingan tersebut pun ricuh. Dan dalam keputusannya wasit lebih memihak kepada klub lawan.

Sebagai seorang pelatih muda Sampaoli tidak terima dengan keputusan wasit yang tidak adil terhadap anak  buahnya. Dia kemudian memukul seorang wasit hingga akhirnya diusir dari pertandingan.

Masih tidaik terima dengan keputusan wasit yang mengusirnya, Sampaoli kembali melakukan tindakan yang konyol. Kali ini dia memanjat pohon di luar stadion agar tetap bisa mendampingi timnya dan tetap memberikan instruksi kepada pemainnya.

Dan dalam foto jepretan Torrigino tersebut terlihat jelas Sampaoli bergelantung di pohon. Foto itu lalu diterbitkan oleh Capital de Rosario dan kemudian dilihat Presiden Newell’s Eduardo Lopez yang lantas menawarinya untuk melatih klub amatir lainnya, Argentino (de Rosario).

"Ya, benar. Semua berawal dari foto tersebut. Lopez sudah melihat foto itu. Ayah mantan pesepak bola internasional Argentina (Lionel) Scaloni yang sama-sama berasal dari Distrik De Rosario juga melihat foto itu. Kemudian, mereka memanggil saya untuk mengarsiteki Argentino pada 1996," kenang Sampaoli di situs resmi Copa America 2015.

Dan, jabatan pelatih di Argentino (de Rosario) itu kemudian menjadi batu loncatan bagi karier Sampaoli di dunia kepelatihan. Tercatat, sejak meninggalkan Argentino (de Rosario) pada tahun 2000, Sampaoli telah melatih tujuh klub berbeda di Peru, Ekuador, dan Chile.  

Dan lagi-lagi, seperti perjalanan karier politik sang idola Evita Peron, Sampaoli pun harus melewati batu terjal sebelum berada di posisinya saat ini. Dari tujuh klub yang dilatihnya, rata-rata ia hanya bertahan satu  musim. Dan itupun tanpa memberi gelar.

Keuletannya baru terlihat saat ia menukangi Universidad de Chile pada 2011–2012 di mana dalam kurun waktu tersebut Sampaoli mampu memberi treble winners pada klub asal Chile tersebut, yaitu Torneo Apertura 2011, Torneo Clausura 2011, dan Copa
Sudamericana. Dan pretasi inilah yang kemudian menjadi lompatan  besar dalam karier kepelatihan Sampaoli, di mana ia  diminta Federasi Sepak Bola Cile (FFC) untuk menukangi timnas mereka pada 2012.

Di buku "No escucho y sigo", Pavan menulis kalau Sampaoli merupakan pelatih yang mampu memotivasi anak buahnya. Tidak memperdulikan siapa lawan-lawan Chile, Sampaoli selalu memberi sesuatu yang istimewa kepada anak buahnya.

"Jika pemain saya akan bermain melawan Messi, saya tidak berbicara dengan dengan cara yang sama seperti yang saya katakan sebelumnya ketika mereka berhadapan dengan pihak lain. Saya harus memotivasi mereka dengan sesuatu yang istimewa," tutur Sampaoli.

Dengan cara tersebut, Sampaoli bisa menyatukan bintang-bintang Chile yang sebelumnya terpecah-pecah dan bertebaran di klub-klub menjadi kekuatan dahsyat. Inggris menjadi salah satu negara Eropa yang merasakan kekuatan La Roja dibawah Sampaoli, di mana mereka pernah takluk 0-2 dalam laga uji coba di London pada November 2013. Saat menghadapi Jerman dalam laga uji coba Chile hanya takluk 0-1.

Dan keberhasilannya membawa Chile lolos ke putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil membuktikan dirinya cukup kapabel menukangi La Roja. Dan hal itulah yang membuatnya yakin menatap Copa America 2015.

Keyakinan tersebut diungkapkannya saat konferensi pers peluncuran biographinya di  Santiago, Chile, 19 Mei 2015 lalu. Menurut Sampaoli, Chile akan bermain total di Copa America 2015 karena mereka bermain dengan 11 kamikaze.

"Kami memiliki mentalitas yang tinggi. Chile akan bermain dengan 11 kamikaze, dengan kata lain 11 pemain yang akan menyerahkan diri sepenuhnya untuk keluar dan bermain," tegas Sampaoli.

Terbukti, lewat tangan dinginnya Sampaoli mampu membawa Chile melaju hingga ke final Copa America 2015 ini, berhadapan dengan tim asal negaranya sendiri, Argentina.

Namun dari semua pencapaiannya tersebut, Sampaoli membuktikan, sama seperti kisah perjuangan Evita peron, bahwa tidak  ada yang tidak mungkin, termasuk dalam sepak bola.

 

Referensi

1. http://www.ca2015.com/en/news/profile-chile-coach-jorge-sampaoli---how-climbing-a-tree-changed-his-life/1jp7pcg9lvyla1l2noiwryh0pf

2. http://www.rosario3.com/deportes/Futbol-rock-y-rebeldia-en-la-vida-de-Jorge-Sampaoli-20150529-0066.html

3. http://serv1.conmebol.com/en/05202015-0454/sampaoli-chile-will-be-playing-11-kamikazes

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun