4.Menerima diri sendiri. Apa kalian akan oke-oke saja kalau ada anak baru masuk tongkrongan atau lingkaran pertemanan kalian padahal kalian nggak kenal dia siapa, anak mana, hobinya ngapain?Â
Maka dari itu, untuk bisa menerima sesuatu, kita harus mengenalnya. Dengan mengenal diri kita sendiri, kita akan bisa menerima diri sendiri, kita akan menyadari secara penuh bahwa apa yang terjadi pada diri kita adalah hasil dari pabrik pikiran, perasaan, tenaga, waktu, dan segala usaha yang kita olah sendiri. Kita menghargai diri kita sendiri dan orang lain, tetapi hidup kita tidak lagi bergantung dengan mereka.
Apa yang membentuk diri kita sekarang tidak terlepas dari peran pengasuh primer atau orang tua saat mengasuh kita. Dari rasa percaya dasar yang mereka tanamkan semenjak kita lahir, hal tersebut akan berkembang menjadi kepercayaan diri, rasa berani untuk mengungkapkan diri, berinisiatif, menjadi orang yang tekun, memiliki identitas, bisa mencintai dirinya dan orang lain, hingga pada akhirnya mencapai perasaan utuh pada diri sendiri.Â
Sayangnya, tidak semua orang berkembang dengan proses yang sempurna seperti yang saya sebutkan di atas, namun menyalahkan takdir atas apa yang terjadi pada kita adalah kebiasaan orang-orang malas. Yang kita harus ingat adalah bahwa Tuhan menganugerahi kita bukan hanya dengan pilihan, tetapi juga kesempatan untuk mendapat pilihan hidup sesuai keinginan kita.
Sumber:
Hapsari, Iriani. 2017. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK. Jakarta: Penerbit Indeks
Feist & Feist. 2017. TEORI KEPRIBADIAN Jilid 1. Jakarta: Salemba Humanika