Mohon tunggu...
Ainun Khofifah
Ainun Khofifah Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWI EKONOMI ISLAM (FEBI-UINSU 2017)

MAN JADDA WAJADA

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi Robbani, Disayang Manusia Dicintai Ilahi Robi

8 Agustus 2020   22:00 Diperbarui: 8 Agustus 2020   21:59 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Selain menjanjikan kehidupan yang baik didunia, ekonomi Robbani juga pasti membawa kehidupan yang baik pula kelak di negeri akhirat. Karena dalam praktiknya ekonomi Robbani banyak memberi kemaslahatan kepada manusia lainnya serta menjauhkan aktivitas ekonomi dari praktik -- praktik ekonomi yang dapat mendzholimi manusia yang lainnya.

Ekonomi Robbani adalah dobrakan yang bagus untuk peradaban yang baru dan kemanusiaan yang terjalin baik. Dan untuk memulai menjadi manusia yang berekonomi Robbani semua memang harus didahului dengan niat yang lurus dan baik, sebab niat yang lurus dan baik akan membawa kepada hasil yang baik pula. Setelah itu hal yang harus dilakukan adalah hijrah dari segala hal dan aktivitas yang berbau ekonomi konvensional dan kapitalis kepada ekonomi yang syariah, jika dalam kehidupan masih sering menggunakan praktik riba maka mulailah tinggalkan. Setelah diri sendiri sudah lurus dan teguh dalam pengamalan ekonomi Robbani, mulailah mengajak orang -- orang disekitar dan memboomingkan Ekonomi Robbani, Karena praktik ekonomi Robbani banyak memberi kebaikan dan tidak akan pernah memberikan kemudharatan, itu sebabnya mengapa ekonomi Robbani adalah salah satu cara menjadi manusia yang banyak disayangi manusia lainnya dan dicintai sang pencipta.

Oleh sebab itu ekonomi Islam memanglah tujuannya untuk membantu manusia memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan yang telah di syariatkan. Manusia perlu hidup diatas pola hidup yang tidak hanya manusia tetapi juga berketuhanan, ekonomi Islam lah yang mencangkup sekaligus dua pola itu. Sehingga dengan dua pola itu manusia mampu menjalankan kewajibannya terhadap tuhannya maupun terhadap dirinya sendiri dan manusia secara umum. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa untuk mencapai tujuan ekonomi yang Robbani manusia lah sebagai sarana dan pelakunya maka manusia harus mengerahkan kemampuannya dengan sebaik mungkin untuk memnfaatkan berbagai sarana dan prasana yang diberikan Allah Swt.

Selanjutnya , dalam ekonomi Islam ini tidak hanya menawarkan mengenai perbankan saja tetapi menyeluruh semua sistem keuangan mulai dari perbankan, asuransi, bahkan hingga pasar modal. Oleh karenanya diharapkan tidak ada kendala yang cukup sulit dalam penerapan nya terkhusus di Indonesia yang merupakan negara mayoritas islam terbesar didunia.

Di Indonesia sendiri ekonomi Islam ini sudah cukup berjalan dengan baik. Artinya penduduk di Indonesia memang sudah mulai menumbuhkan kesadaran mengenai keunggulan yang diperlihatkan dari sistem ekonomi Islam dan cara pikirnya yang berorientasi kepada kemaslahatan. Misalnya saja, di era ini sedang trend yang namanya belanja online. Nah, hal itu lah yang dimaksud kedalam pemikiran yang maju tetapi tetap merujuk kepada prilaku ekonomi Robbani. Sebab, di zaman Rasulullah belum ada secara detail dijelaskan mengenai yang namanya jual beli online. Inilah yang disebut kemajuan berpikir. Islam sendiri juga tidak melarang serta mengharamkan hal ini karena aktivitas belanja atau jual beli online itu sendiri tidak melanggar syariat dan berjalan sesuai dengan nilai -- nilai Islam.

Namun demikian, masih saja ada yang memandang persoalan ekonomi Islam ini dengan sebelah mata karena zaman yang modern. Dosen IAIN Batu Sangkar sekaligus ketua MUI Tanah Datar, Sumbar, Syukri Iska menilai tantangan yang dihadapi oleh sistem ekonomi Islam cukup besar dan perlu mendapat perhatian penuh. Salah satunya, rendahnya pemahaman umat mengenai sistem ekonomi Islam. (dikutip dari suaramuslim.net).  Terlepas dari penilaian beliau, permasalahan lainnya Contoh saja dibagian Perbankan syariah masih kurang peminat di masyarakat dan kalah jauh dengan peminat perbankan konvensional. Kemudian inilah yang menjadi tantangan terbesar yang harusnya mendapat perhatian penuh bagi penjalan sistem ekonomi Islam untuk menumbuhkan minat masyarakat kepada ekonomi Islam.

Padahal Bank BI menyatakan, ekonomi Islam harus dikembangkan karena tidak hanya berkaitan dengan sektor keuangan tetapi juga sektor rill (kehidupan sehari -- hari). "Ekonomi Islam itu meliputi halal food, Halal tourism, Halal fashion dan lainnya. Malaysia sendiri sudah memulai semuanya lebih dulu sehingga dia menjadi eksportir halal terbesar di dunia saat ini" (Ujar Kepala Departemen Keuangan dan Ekonomi Syariah BI, Anwar Basori di Jakarta pada republika.co.id). Lalu ia mengatakan bahwa "saat ini secara global, Indonesia menempati peringkat pertama untuk pangsa pasar perbankan syariah yakni sekitar 1,6 persen. Angka tersebut terbilang cukup lumayan. Kendati masih jauh bila dibandingkan dengan Iran yang pangsa pasarnya telah mencapai pada angka 33 persen, Arab Saudi 20,6 persen dan Malaysia yang berada pada urutan ketiga dengan pangsa pangan perbankan syariah sebesar 9,3 persen. "Lumayan untuk halal food industry konsumen terbesar adalah Indonesia, tetapi kita belum bisa jadi pemain. Bahkan Bangkok memegang 25 persen ekspor halal food ke dunia padahal penduduk muslimnya hanya sekitar lima persen," tutur Anwar. Dia berharap ekonomi Islam di Indonesia bisa masuk kedalam sistem dan terinstitusionalkan. Hal itu kata dia, bila strategi pengembangan ekonomi Islam hanya dirumuskan tetapi tidak diinstitusionalkan, maka tidak berguna".   

Agar ekonomi Islam di Indonesia dapat terinstitusionalkan maka ada hal -- hal yang harus dilakukan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menumbuhkan pemahaman mengenai ekonomi Islam kepada masyarakat dan melakukan kajian -- kajian seputar ekonomi Islam, selanjutnya dapat melakukan evaluasi atau problem -- problem yang belum terpecahkan mengenai ekonomi Islam, serta mengimplementasikan Konsep dalam ekonomi Islam di berbagai model dan bentuk, yang terakhir adalah melakukan pengaplikasian langsung secara penuh dalam mengatasi problematika ekonomi Islam.

Jika hal -- hal tersebut dapat direalisasikan pada masyarakat Indonesia, maka InshaAllah Indonesiaakan mengembalikan kejayaan Ekonomi Islam seperti pada zaman Khallifah Harusn Al -- Rasyid. Masyarakat Indonesia akan merealisasikan sepenuhnya Ekonomi yang Robbani. Tidak akan adalagi kedzholiman -- kedzholiman terhadap sesama manusia dalam memperoleh kehidupan ekonomi yang baik. Kesejahteraan ekonomi akan menyebar secara merata pada setiap masyarakatnya dengan adil. Tidak akan ada lagi aktivitas riba dan masyarakat akan kembali beralih pada ekonomi ummat yaitu ekonomi Islam. Selain itu, Indonesia akan berkembang perekonomiannya dalam sektor ekonomi apapun. Malah lebih dari sesama manusia akan semakin memupuk rasa persaudaraan yang terjalin berkat aktivitas -- aktivitas ekonomi Islam dalam kehidupan sehari -- hari, inilah yang dikatakan ekonomi Robbani disayangi oleh manusia. Apabila manusia saja sudah sayang, pastilah Allah Swt akan mencintai manusia tersebut. Inilah praktik ekonomi yang seharusnya. Tidak hanya membawa keberkahan didunia tetapi juga memberikan kebahagiaan di akhirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun