Mohon tunggu...
Kelompok 55
Kelompok 55 Mohon Tunggu... Lainnya - Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Trunojoyo Madura

Pengabdian Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sosialisasi Inovatif Pupuk Organik Ramah Lingkungan oleh Kelompok 55 Pengabdian Masyarakat UTM

12 Juli 2023   10:00 Diperbarui: 12 Juli 2023   10:07 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
para perwakilan kelompok tani Desa Bajur menghadiri kegiatan sosialisasi pengolahan pupuk organik, dok. pribadi

Masyarakat Desa Bajur dikenal dengan dominasi mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani. Hampir sebagian besar wilayah Desa Bajur di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan adalah lokasi pertanian. Selama ini, kebanyakan petani di Desa Bajur menggunakan pupuk kimia dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman dan pengolahan tanah yang mereka butuhkan.

Selain pupuk kimia, beberapa petani juga menggunakan pupuk organik berupa kotoran sapi mengingat sebagian besar petani yang ada di Desa Bajur memiliki hewan ternak berupa sapi. Akan tetapi para petani yang menggunakan pupuk organik tersebut masih terkendala pada proses pengolahannya.

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Ketua Karang Taruna Desa Bajur yang ada di Dusun Bisolah yakni Ali Haidar, dimana para petani yang memilih menggunakan pupuk kimia terkendala biaya sedangkan para petani yang memilih menggunakan pupuk organik terkendala oleh ketidaktahuan mereka akan proses pengolahannya.

Ali Haidar juga menambahkan bahwasanya petani yang menggunakan pupuk dari kotoran sapi hanya diolah seadanya yang mengakibatkan hasil pengolahan tanah dan tanaman tidak maksimal dan se-efektif menggunakan pupuk kimia yang mahal.

“Selama ini warga setempat mengolah kotoran sapi dengan cara dibakar lalu ditabur di atas tanah sebelum bibit tanaman ditanam. pupuk organik yang biasa digunakan warga sekitar memang bagus untuk tanah dan tanaman, akan tetapi hasilnya kurang maksimal dan tidak efektif” (Senin, 3/7/2023).

Sebagian besar petani Desa Bajur kurang mengetahui terkait pengolahan pupuk organik yang dapat meningkatkan hasil tanaman yang dipanen secara maksimal. Maka dari itu salah satu bentuk pengabdian masyarakat oleh mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang terbentuk dalam kelompok 55 ini adalah sosialisasi mengenai bagaimana pengolahan pupuk organik yang baik dan benar serta dapat meningkatkan kualitas baik tanah maupun tanaman.

Pupuk organik yang terbuat dari kotoran sapi memiliki banyak manfaat dikarenakan memiliki kandungan seperti Nitrogen 0,4-1%, Phospor 0,2-0,5%, Kalium 0,1-1,5%, dan beberapa unsur lain seperti Ca, Mg,Mn,Fe,Cu, dan Zn. Dimana senyawa-senyawa tersebut memiliki manfaat yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

Sementara itu, penanggung jawab kegiatan dari sosialisasi pengolahan pupuk oleh Mahasiswa UTM di Desa Bajur, Nur Laili mengatakan adanya pupuk organik olahan ini memiliki banyak sekali manfaat baik bagi tanah maupun tumbuhan.

“Adapun manfaat dari pupuk organik berbahan dasar kotoran sapi diantaranya yaitu dapat memperbaiki struktur tanah, memperpesar daya ikat tanah, memberikan ketersediaan makanan bagi mikroorganisme, mengandung unsur hara yang lengkap dan masih banyak lagi” tutur Laili.

Pelaksanaan sosialisasi TTG (Teknologi Tepat Guna) berupa sosialisasi sekaligus praktek pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi oleh kelompok pengabdian masyarakat 55 Universitas Trunojoyo Madura di Desa Bajur dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 9 Juli 2023 pada pukul 3 sore bertempat di Dusun Klerker. Sosialisasi tersebut turut dihadiri oleh perwakilan kelompok tani di setiap dusun juga oleh koordinator pertanian Desa Bajur, Kamaruddin.

Adapun kegiatan sosialisasi dimulai dengan pengenalan pupuk organik, yang kemudian dilanjut dengan pemaparan cara pembuatan pupuk organik yang berbahan dasar kotoran sapi. Alat dan bahan yang diperlukan saat sosialisasi pembuatan pupuk kandang dari kotoran sapi yaitu kotoran sapi kering, EM4, molase (tetes tebu), terpal, dan semprotan air.

Teknis sosialisasi sendiri yang pertama yakni mempersiapkan kotoran sapi kering sebanyak 30 kg dan ditaruh di atas terpal. Kedua, penyemprotan EM4 dan molase (tetes tebu) dengan dosis masing-masing 1:2 dan dicampur air sebanyak 3 liter. Terakhir, ditutup dengan terpal agar fermentasi berjalan dengan baik.

proses pengolahan pupuk organik, dok. pribadi
proses pengolahan pupuk organik, dok. pribadi

Proses fermentasi berlangsung selama kurang lebih 2 minggu, dan selama 2 minggu tersebut dilakukan pengecekan secara berkala dengan tujuan untuk melihat kematangan dari pupuk yang telah diolah sebelumnya. Kegiatan sosialisasi ini ditutup dengan pembagian pupuk organik yang sudah jadi dan pembagian bibit jagung. Adapula doorprize berupa nomer undian pembagian EM4 dan molase gratis bagi audiensi yang beruntung.

kelompok pengabdian masyarakat 55 Universitas Trunojoyo Madura berfoto bersama para kelompok tani, dok. pribadi
kelompok pengabdian masyarakat 55 Universitas Trunojoyo Madura berfoto bersama para kelompok tani, dok. pribadi

Nur Laili sebagai salah satu anggota kelompok pengabdian masyarakat 55 Universitas Trunojoyo Madura sekaligus penanggung jawab kegiatan sosialisasi pupuk tersebut berharap dengan adanya sosialisasi ini masyarakat Desa Bajur khususnya para kelompok tani untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengolahan pupuk organik sebagai alternatif yang ramah lingkungan.

“Kedepannya agar kelompok petani di Desa Bajur dapat lebih mandiri dalam memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik dalam menunjang kegiatan pertanian” terang Laili.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun