Mohon tunggu...
Aini Farida
Aini Farida Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Hidup adalah pengabdian. Berusaha ikhlas untuk mendapat ridho Ilahi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Media Sosial Menjadi Candu, Mampukan Kita Berpuasa Media Sosial?

30 Maret 2024   21:36 Diperbarui: 30 Maret 2024   22:24 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pngtree

‘Menahan hawa nafsu” merupakan kalimat penekanan yang perlu kehati-hatian. Di dalam media sosial banyak hal yang menimbulkan kemudharatan. Tontonan yang menimbulkan kan maksiat, pornografi, konten yang tidak mendidik, memunculkan ghibah, riya. Kemudian kita curhat di medsos, riya, upload hal-hal yang bersifat privasi. 

Media sosial juga banyak hal yang positif. Kita bisa mengikuti kajian-kajian rutin, belajar quran, bacaan  tentang ilmu pengetahuan dan informasi penting lainnya. Saya punya grup Whatsapp yang anggotanya merupakan alumni sekolah. Grup tersebut   adalah grup khotmil Quran yang mempunyai program one week one Juz. Dengan demikian kita harus  menyampaikan target setoran sesuai dengan waktu yang ditentukan.  

Saat ini media digital merupakan keniscayaan.  Media digital  tidak lepas dari media sosial.  Pada awal adanya Facebook dan Tik Tok, stigma negatif yang muncul.  Masih ingat dengan kasus Bowo Alpenliebe seorang tiktoker? Bocah SMP dengan nama Pranowo Mondardo yang viral dihujat seluruh Indonesia.  Apa lagi tersandung masalah “meet and greet” 

Bagaimanapun masalah dan kejadianya, bowo menjadi terkenal. Pengikutnya ratusan ribu.   Ya… namanya rezeki anak. So pasti saat ini, baik kaum muda maupun kaum tua pada keranjingan tik tok.. Hehe.. 

Sebenarnya pada tahun 2012 saya sudah membuat akun Facebook. Karena  ada stigma negatif tentang Facebook,  rasa takut muncul. Baru aktif memanfaatkan  akun tersebut empat tahun kemudian. 

Media sosial  tidak selamanya buruk. Bahkan media sosial dapat digunakan sebagai alat pembelajaran, bagi guru yang kreatif. Permasalahan saat ini adalah penggunaan yang berlebihan. Kita harus mampu mengatur penggunaan porsi sesuai dengan kebutuhan. 

Dari paparan yang saya sampaikan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media sosial tidak bisa dihentikan sama sekali. Untuk mendapat kan pahala puasa, maka porsinya dikurangi untuk kegiatan amaliyah seperti banyak membaca  Alquran. Kemudian mengikuti ta'lim dan kajian-kajian. Itu Pun bisa memanfaatkan media sosial, hehe.  Bersikap bijak itulah yang terpenting.  Selamat menjalankan ibadah  puasa!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun