Saat peresmian jembatan, warga bersorak gembira.
"Terima kasih, Resa! Karena kamu, warga sekitar bisa melewati sungai dengan aman dan tidak memutar melewati jalan yang jauh lagi" kata seorang ibu sambil tersenyum bahagia.Â
"Dan anak-anak bisa sekolah tanpa harus menyeberang sungai dengan rakit," kata ibu-ibu yang lain.Â
Resa kembali tersenyum lebar, tapi dia merasa sedikit cemas.Â
--
Beberapa hari setelahnya, hujan sangat deras mengguyur desa. Air sungai semakin naik, arus air yang kuat menghantam tiang jembatan. Dalam sekejap, jembatan itu roboh. Seorang warga hampir hanyut, beruntung segera diselamatkan.Â
Keesokan harinya, warga berkumpul di balai desa. Suasana menjadi panas dan penuh amarah.
"Kenapa jembatan cepat sekali ambruk? bahkan belum ada satu bulan jembatan itu selesai di bangun" tanya Pak Lurah tajam.
Pak David menggebrak meja. "Dana iuran kita besar, seharusnya bisa untuk membangun jembatan yang kokoh. Kenapa baru beberapa hari jembatan itu di bangun langsung ambruk. Ada apa ini, Resa?!"
Wajah Resa tampak pucat. "Sa-saya... saya hanya meminjamnya sebentar. Saya akan kembalikan uang itu, sungguh..."
Pak lurah menatap Resa kecewa. "Jadi selama ini kamu berpura-pura peduli dan ramah hanya untuk mengambil keuntungan sendiri?"