Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nepo Kids dan Larangan Medsos Memicu Revolusi Gen Z Nepal

12 Oktober 2025   05:00 Diperbarui: 7 Oktober 2025   17:31 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta demo Nepal berkumpul di depan gedung parlemen di Kathmandu, 9 September 2025.(AFP/PRABIN RANABHAT via Kompas.com)

Isunya bukan lagi sekadar flexing. Yang tampak adalah kekerasan negara, dan itu menyulut eskalasi bernuansa revolusi.

Kemarahan meledak. Pada 9 September, massa membakar gedung-gedung pemerintah (Hindustan Times, 2025).

Mahkamah Agung diserang, kediaman presiden ikut terbakar, parlemen pun dilalap api. Pembakaran itu melambangkan runtuhnya kepercayaan pada institusi.

Tekanan publik kian tak tertahankan. KP Sharma Oli akhirnya mengundurkan diri. Ia mencari perlindungan dan berlindung di barak militer.

Untuk menstabilkan keadaan, Sushila Karki diangkat sebagai perdana menteri interim pada 12 September 2025. Ia adalah mantan ketua Mahkamah Agung.

Kepergian Oli menyisakan ironi. Ia kerap mengaku mewakili kelas tertindas (India Today, 2025).

Latar belakangnya Marxisme-Leninisme, dan ia pernah dipenjara 14 tahun. Tetapi pemerintahannya dipenuhi kontroversi dan persepsi impunitas elite.

Pada 2020 dan 2021, ia membubarkan parlemen dua kali, langkah yang kemudian dianulir Mahkamah Agung sebagai inkonstitusional (Al Jazeera, 2021).

Ia membentuk lembaga investigasi yang dipandang berada di bawah kontrolnya, memantik tuduhan penggunaan aparatus negara untuk menekan lawan politik.

Ada pula upayanya mengubah sistem tanah komunal melalui RUU Guthi, yang memicu perlawanan dari komunitas adat.

Dalam kacamata publik, kebijakan-kebijakan itu menggerogoti kepercayaan. Kerusuhan 2025 menjadi puncaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun