Jenis ancamannya makin canggih. Rekayasa sosial tetap pintu masuk favorit. Phishing sekarang jauh lebih meyakinkan. Laporan Palo Alto Networks juga menyorot vektor ini (2025).
Modusnya beragam, dari notifikasi komputer palsu sampai kloning suara berbasis AI. Yang ini sulit sekali dideteksi.
Ada pula ancaman yang menyaru sebagai aplikasi populer. Kaspersky mencatat lonjakan berkas berbahaya hingga 115 persen (Kaspersky, 2025).
File palsu ini meniru alat AI dan layanan umum, misalnya ChatGPT atau Google Drive. Pengguna UMKM kerap mengunduh tanpa curiga.
Dampaknya, sekitar 8.500 bisnis kecil jadi korban. Kebanyakan tidak punya divisi TI khusus, sehingga makin rentan.
Kerentanan makin berat karena praktik internal yang kurang sehat. Anggaran keamanan siber minim, perangkat lunak dibiarkan usang, sistem proteksi sekadarnya.
Mantan Kepala BSSN Hinsa Siburian pernah mengingatkan soal risiko eksploitasi celah perangkat yang tidak diperbarui (Kompas, 2023).
Ada juga ancaman dari orang dalam. Sistem yang ketinggalan zaman memudahkan penyusup, sementara karyawan berpotensi menyalahgunakan hak akses.
Kerugiannya sering tidak langsung terlihat.
Pemberian hak akses yang berlebihan juga jadi masalah. Satu akun dipakai ramai-ramai. Karyawan bisa membuka data yang sebetulnya tidak perlu.
Palo Alto Networks melaporkan porsi akun dengan hak akses kelewat luas mencapai 10 persen pada temuan mereka (2025). Ini menandakan pengelolaan identitas digital lemah. Sektor UMKM masih sangat rentan.