Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Taktik Susu Murah: Bagaimana Ibu-ibu SIP Mengawali Reformasi?

9 Oktober 2025   13:00 Diperbarui: 1 Oktober 2025   22:48 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu-ibu berdemo. (KOMPAS.com/DINDA AULIA RAMADHANTY)

Identitas yang dianggap lemah dapat dijadikan tenaga dorong. Identitas ibu ternyata bisa menjadi kekuatan politik yang tak terduga.

Komitmen SIP tidak berhenti saat Soeharto turun. Mereka tetap bersama rakyat kecil.

Ada yang sederhana tapi bermakna: membagikan nasi bungkus hangat. Ada juga dukungan untuk mahasiswa dan warga sekitar.

Semua itu berlangsung di masa transisi, saat banyak orang gamang. Konsistensi seperti ini membuat gerakan sosial terasa dekat dan nyata.

Ibu-ibu di sini bukan figuran. Mereka bagian dari denyut Reformasi, menolak untuk diam, dan layak ditempatkan dalam sejarah perlawanan sipil Indonesia sebagai pelaku utama, bukan catatan kaki.

***

Referensi:

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun