Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perpecahan PGRI di Era Demokrasi Terpimpin

26 September 2025   13:00 Diperbarui: 22 September 2025   12:57 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru dari daerah di Indonesia pada peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI di Bogor, Jawa Barat. (KOMPAS/RIZA FATHONI)

Tuduhan itu diulang bertahun-tahun, masuk ke buku pelajaran sekolah, hingga PGRI non-Vaksentral lama-lama dipersepsikan identik dengan PKI.

Kalau dilihat lebih jernih, persoalannya jauh lebih rumit. Ini tragedi konflik internal yang dipicu langkah seorang ketua yang dianggap melanggar aturan dasar organisasi.

Para guru barangkali hanya berusaha menjaga kemurnian wadahnya. Sialnya, mereka terjepit di antara dua raksasa. Militer di satu sisi, PKI di sisi lain.

Setelah peristiwa G30S, nasib mereka kian buruk. Mereka dituduh terlibat, menjadi sasaran penangkapan, bahkan ada yang dibunuh.

Organisasinya dibubarkan. Capnya jelas: antek PKI. Begitulah akhir getir yang menutup babak perpecahan itu (Tirto.id, 2023).

***

Referensi:

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun