Melihat lagi kisah Kramat 106 tidak mengurangi nilai kepahlawanan. Justru sebaliknya. Para pemuda itu terasa lebih nyata dan dekat.
Perjuangan mereka lebih relevan dan membumi. Mereka bukan sekadar nama besar yang wajib dihafal.
Mereka adalah sekelompok anak muda dengan masalah sehari-hari dan rasa takut. Bedanya, mereka memegang mimpi besar tentang sebuah negara berdaulat bernama Indonesia.
***
Referensi:
- Adryamarthanino, V., & Nailufar, N. N. (2021, 10 Juni). Museum Sumpah Pemuda: Sejarah dan Koleksinya. Kompas.com. https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/10/160100279/museum-sumpah-pemuda-sejarah-dan-koleksinya
- Amelia, G. (2022, 27 Oktober). Kisah di Balik Ikrar Sumpah Pemuda yang Gagal Dibacakan pada 28 Oktober 1928. National Geographic Indonesia. https://nationalgeographic.grid.id/read/133544837/kisah-di-balik-ikrar-sumpah-pemuda-yang-gagal-dibacakan-pada-28-oktober-1928
- Arsip Nasional Republik Indonesia. (2021). Pameran Arsip Sumpah Pemuda: Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa. ANRI. https://anri.go.id/publikasi/pameran-arsip/pameran-arsip-sumpah-pemuda-satu-nusa-satu-bangsa-satu-bahasa-2021
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (n.d.). Sejarah Gedung. Museum Sumpah Pemuda. Diakses pada 17 September 2025, dari https://museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id/sejarah-gedung/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI