Dunia digital penuh cerita sukses yang bikin kita terpukau. Kita sering mendengar kisah seorang ibu rumah tangga yang tiba-tiba jadi miliarder.
Ada juga anak muda yang cuan besar hanya dengan berjualan online. Cerita seperti ini memang menggoda. Banyak orang akhirnya ikut coba peruntungan yang sama. Salah satu jalur yang paling ramai adalah jadi reseller.
Kedengarannya sederhana dan risikonya kecil. Reseller cukup menjual ulang barang milik orang lain, tanpa repot mengurus produksi.
E-commerce di Indonesia lagi ngebut tumbuhnya. Angkanya besar dan terus naik.
Laporan e-Conomy SEA 2023 menguatkan tren itu, nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan meroket. Data dari Statista juga sejalan, pasar e-commerce masih akan tumbuh signifikan (Statista).
Pertumbuhan ini membuka banyak peluang rezeki. Reseller sering disebut motor penggerak utamanya.
Mereka ada di hampir semua platform digital, menjual berbagai barang, mulai dari pakaian, kosmetik, sampai perabot rumah. Gambaran seperti ini membangun narasi yang sangat menjanjikan, seolah semua orang bisa sukses asalkan mau kerja keras di dunia maya.
Tapi di balik narasi yang optimis, kenyataannya jauh lebih rumit. Bahkan sering kali pahit.
Dunia reseller tidak seindah ceritanya. Ada sisi lain yang jarang dibicarakan.
Satu cerita sukses bisa menutupi ribuan kegagalan. Banyak orang mencoba lalu mundur.
Alasannya sederhana, margin terlalu tipis. Tidak sedikit yang akhirnya malah merugi.