Langit Alabasta kembali biru. Badai pasir lenyap. Kerajaan gurun pelan-pelan bangkit lagi di bawah putri yang bijaksana. Lalu datang saat yang tak bisa dihindari. Para pahlawan harus berlayar.
Mereka, bajak laut Topi Jerami. Di atas Going Merry suasana hening. Luffy, Zoro, Nami, Usopp, Sanji, dan Chopper berdiri tegak, membelakangi pantai Alabasta.
Di tebing, Putri Vivi menatap dari kejauhan. Di sampingnya ada Carue, bebek setia. Pandangannya terkunci pada satu titik. Sebuah kapal kecil makin jauh.
Tiba-tiba Luffy mengangkat lengan kiri. Satu per satu krunya menyusul. Vivi menyipitkan mata. Siluet mereka bergerak serempak.
Saat itu juga Vivi paham. Di bawah perban tangan mereka ada tanda X. Simbol persahabatan.
Itu perpisahan tanpa kata. Dan itu pula puncak emosi saga Alabasta.
Kru Topi Jerami baru saja berjuang bersama rakyat. Menggulingkan Crocodile dan Baroque Works. Namun mereka tetap tak bisa berpamitan dengan layak.-
Dua puluh tahun berlalu sejak episode itu. Tiba-tiba simbol bajak laut berkibar di mana-mana.
Ada di tiang rumah warga. Menempel di bak truk. Kadang berdampingan dengan Merah Putih.
Pada HUT ke-80 RI, Jolly Roger ikut muncul. Bukan sekadar lelucon fandom. Itu bahasa protes yang lahir di ruang digital lalu tumpah ke dunia nyata.
Awalnya riak ini muncul di TikTok. Lalu menyeberang ke jalanan.