Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Manuver Geopolitik Arab Saudi dan UEA Kuasai Teknologi AI

23 Agustus 2025   03:00 Diperbarui: 22 Agustus 2025   19:14 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
H100, salah satu produk GPU tensor core dari Nvidia yang banyak dipakai di pusat pengolahan AI. (Nvidia via Kompas.com) 

Mereka memilih merapat ke Amerika Serikat. Langkah G42 di UEA sangat nyata. Mereka melepas semua teknologi dari Tiongkok (Reuters, 2024).

Tujuannya agar bisa bekerja sama penuh. Mereka ingin bekerja sama dengan mitra AS. Pilihan ini sebenarnya sangat masuk akal.

Teknologi AI terdepan dikuasai oleh AS. Terutama soal cip semikonduktor canggih. Akses ke sana menjadi kunci mutlak.

Namun, langkah ini melahirkan sebuah ironi. Mereka ingin lepas dari jeratan minyak. Tapi mereka masuk ketergantungan baru. Ketergantungan pada teknologi dari Washington.

Lalu, apa motif terdalam mereka? Secara resmi, jawabannya adalah faktor ekonomi. AI adalah fondasi ekonomi masa depan. Ini sejalan dengan visi nasional mereka.

Visi seperti "Saudi Vision 2030". Ini adalah cara untuk bertahan hidup. Terutama saat minyak tak jadi primadona.

Tapi, mungkin ada motif lain tersembunyi. AI adalah alat pengawasan sangat efektif. Ia bisa memantau dan mengendalikan masyarakat. Ia melakukannya dengan presisi sangat tinggi.

Banyak lembaga HAM merasa sangat khawatir. Mereka khawatir teknologi ini disalahgunakan. Ia bisa perkuat praktik represif yang ada (Detik News/DW, 2023).

Jadi, tujuan kontrol sosial mungkin sama besarnya. Tujuan ini berjalan beriringan dengan ekonomi.

Pada akhirnya, kita sedang menyaksikan sesuatu. Ini bukan perlombaan teknologi biasa. Ini adalah sebuah pertaruhan sangat besar.

Arab Saudi dan UEA punya tujuan. Mereka tak mau jadi konsumen premium. Mereka ingin menjadi pusat kekuatan regional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun