Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Commuting Bukan Beban, Ini Cara Agar Tidak Tumbang di Jalan

21 Agustus 2025   17:38 Diperbarui: 21 Agustus 2025   17:38 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah penumpang bersiap menaiki KRL (Kereta Rel Listrik) Commuter Line di Stasiun. (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah via Kompas.com)

Pernah nggak sih kamu ngerasa kayak energi kamu udah setengah habis... padahal baru sampai kantor?

Saya sering denger cerita kayak gitu dari teman-teman. Bahkan ada yang bilang, bagian paling bikin stres dari kerja itu bukan tumpukan deadline. Tapi perjalanan ke kantornya. 

Macet di mana-mana. Cuaca panas nggak kira-kira. Belum lagi suara klakson yang kadang bikin kepala makin sumpek.

Buat kamu yang tinggal di kota besar. Mungkin ini udah jadi bagian hidup sehari-hari. 

Bangun pagi. Buru-buru berangkat. Lalu bertarung dengan lalu lintas. 

Nggak sedikit yang harus ngabisin waktu 1–2 jam cuma buat sampai tempat kerja. Dan buat pengendara motor kayak saya. Kndisi di jalan kadang kerasa lebih melelahkan. Fisik dan mental.

Tapi anehnya, nggak semua orang ngelihat commuting sebagai beban. Ada juga yang bisa menikmatinya. Bahkan merasa itu momen "me time". 

Saya pribadi? Nggak sampai segitunya. Buat saya, perjalanan ke kantor itu bagian dari kerja. Harus tetap fokus. Tetap hati-hati. Dan kalau bisa, jangan sampai bikin stres makin numpuk.

-

Kalau dipikir-pikir, perjalanan ke tempat kerja itu udah kayak ujian mental setiap hari. Apalagi di kota-kota besar. Yang ritmenya serba cepat dan padat. 

Jalanan macet bukan cuma soal waktu yang terbuang. Tapi juga bikin pikiran makin gerah. Rasanya kayak kamu lagi lomba. Tapi start-nya udah ketinggalan jauh. Gara-gara jalanan stuck nggak gerak-gerak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun