Saya inget banget rasanya. Pertama kali nulis di Kompasiana. Bangga. Serius. Rasanya kayak punya ruang buat ngomongin apa aja.
Dari keresahan pribadi. Sampai isu publik yang mengganjal di kepala.
Di tengah media arus utama yang makin bias. Dan penuh agenda, Kompasiana terasa seperti oase. "Media warga” yang bebas berekspresi.
Tapi makin ke sini. Ada satu hal yang bikin saya mikir.
Kenapa ya, makin jarang saya nemu artikel opini. Yang benar-benar kritis terhadap kebijakan pemerintah? Bukan yang setengah-setengah atau sekadar basa-basi.
Tapi kritik tajam yang berani. Serta mempertanyakan keputusan-keputusan negara yang menyentuh hidup rakyat banyak.
Kompasiana masih hidup. Penulisnya juga masih banyak.
Tapi kritik sosialnya... kayak nyaris punah.
Yang banyak malah tulisan ringan. Review film dan buku. Tips gaya hidup. Cerita keseharian yang aman dari kontroversi. Nggak salah sih, tapi... ada yang hilang.
Pertanyaannya, kenapa begitu? Kenapa para penulis di Kompasiana, makin enggan menulis opini yang benar-benar menggigit?
Apakah karena takut? Apakah karena lelah? Atau jangan-jangan... kita memang memilih diam. Karena menulis kebenaran terasa terlalu mahal?