Banyak orang berpikir kopi gerobak murah. Hanya untuk kelas menengah ke bawah.Â
Lalu coffee shop untuk kelas atas. Realitas di lapangan menunjukkan batasan cair.Â
Seorang karyawan bisa membeli es kopi. Ia membeli dari gerobak di pagi. Karena butuh cepat juga harga terjangkau.Â
Namun di malam hari orang itu. Bisa duduk lama di coffee shop. Ia mencari suasana dan fasilitas WiFi. Atau menjadi tempat bertemu teman.Â
Jadi kedua model bisnis tidak terpisah. Mereka bersaing dalam konteks waktu berbeda.Â
Juga dalam kebutuhan konsumen yang berbeda. Keberhasilan kopi gerobak bukan soal harga.Â
Konsistensi rasa dan keramahan jadi penentu. Pelanggan akan kembali jika merasa cocok.
Daya tarik bisnis ini adalah modal. Modal awalnya terhitung relatif rendah.Â
Membuka kafe permanen butuh biaya besar. Biaya itu untuk sewa dan renovasi.Â
Usaha kopi keliling butuh modal kecil. Cukup modal motor dan peralatannya saja (UKM Indonesia).Â
Ini jadi pintu masuk yang menarik. Bagi para wirausahawan baru tentunya.Â