Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ancaman Jenuh di Pasar Kopi Gerobak yang Sedang Naik Daun

19 Agustus 2025   09:00 Diperbarui: 17 Agustus 2025   11:43 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang berpikir kopi gerobak murah. Hanya untuk kelas menengah ke bawah. 

Lalu coffee shop untuk kelas atas. Realitas di lapangan menunjukkan batasan cair. 

Seorang karyawan bisa membeli es kopi. Ia membeli dari gerobak di pagi. Karena butuh cepat juga harga terjangkau. 

Namun di malam hari orang itu. Bisa duduk lama di coffee shop. Ia mencari suasana dan fasilitas WiFi. Atau menjadi tempat bertemu teman. 

Jadi kedua model bisnis tidak terpisah. Mereka bersaing dalam konteks waktu berbeda. 

Juga dalam kebutuhan konsumen yang berbeda. Keberhasilan kopi gerobak bukan soal harga. 

Konsistensi rasa dan keramahan jadi penentu. Pelanggan akan kembali jika merasa cocok.

Daya tarik bisnis ini adalah modal. Modal awalnya terhitung relatif rendah. 

Membuka kafe permanen butuh biaya besar. Biaya itu untuk sewa dan renovasi. 

Usaha kopi keliling butuh modal kecil. Cukup modal motor dan peralatannya saja (UKM Indonesia). 

Ini jadi pintu masuk yang menarik. Bagi para wirausahawan baru tentunya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun