Mobil turbin ternyata sangat boros. Jarak tempuhnya hanya 5,5 kilometer perliter.Â
Angka ini sangat buruk untuk era itu. Masalah serius lain adalah gas buangnya. Suhu gas buang capai 500 derajat (Hagerty Drivers Foundation).Â
Ini jelas sangat berbahaya bagi sekitar. Mobil ini juga punya masalah akselerasi.Â
Akselerasinya lambat pada kecepatan rendah. Ini membuatnya tidak ideal untuk kota.Â
Pukulan terakhir datang dari arah regulasi. Standar emisi baru lebih ketat. Mesin turbin tidak menghasilkan karbon monoksida.Â
Namun emisi nitrogen oksidanya sangat tinggi. Mobil canggih ini tidak lolos standar.Â
Kegagalan ini mungkin bukan nasib buruk. Perusahaan sekelas Chrysler harusnya bisa memprediksi.Â
Proyek ini resmi dihentikan tahun 1966. Biaya produksinya memang terlalu tinggi. Risiko pasarnya juga dinilai terlalu besar.Â
Sebagian besar dari 55 mobil dihancurkan. Kini yang tersisa hanya sembilan unit.Â
Salah satunya ada di The Henry Ford Museum. Kisah ini menjadi pelajaran abadi. Teknologi hebat saja tidak akan cukup.
***