Kehadiran DeepSeek sempat menimbulkan gejolak. Terutama di bursa saham. Pada Januari 2025, saham Nvidia anjlok 17%. Perusahaan kehilangan nilai $600 miliar (Bloomberg Technoz, 2025; CNBC Indonesia, 2025).Â
Penurunan ini salah satu terbesar. Dalam sejarah Nvidia itu terjadi. Dipicu kekhawatiran investor. Pendekatan biaya rendah DeepSeek mengurangi permintaan. Terutama terhadap chip AI mahal (Kompas.com, 2025; Gamebrott).
DeepSeek memang menantang asumsi lama. Dominasi AI butuh anggaran masif. Perangkat keras tercanggih juga diperlukan.Â
Kemunculannya menunjukkan AI generatif dapat dikembangkan. Biaya lebih rendah dapat dicapai.Â
Ini sempat menggoyahkan kepercayaan investor. Terutama pada perusahaan simbol 'gelembung AI'. Contohnya seperti Nvidia (Inixindo Jogja, 2025; Indodax Academy).
Namun, banyak analis berpendapat. Posisi Nvidia masih sangat kuat (Pluang Akademi).Â
Chip terbaru mereka tetap standar emas. Terutama di industri AI. Pembatasan ekspor teknologi canggih. Chip itu ke Tiongkok. Justru menguntungkan perusahaan AS.Â
Lebih lanjut, DeepSeek sendiri. Masih bergantung pada chip Nvidia. Meskipun dari generasi lebih lama. Ini menunjukkan Nvidia tetap pemain kunci. Terutama dalam rantai pasok AI (Tempo.co, 2025).
DeepSeek telah mengubah pandangan. Efisiensi biaya dapat dicapai. Tidak perlu mengorbankan performa.Â
Ini membuka peluang bagi perusahaan kecil. Juga perusahaan menengah untuk bersaing. Sekaligus mendorong raksasa teknologi. Mereka mengevaluasi ulang strategi.
Meskipun demikian, DeepSeek hadapi tantangan. Ini terkait akurasi dan transparansi. Juga masalah kebebasan berekspresi.Â