Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kusumahningrat, Intelektual di Balik Lahirnya Seni Cianjuran

17 Agustus 2025   15:00 Diperbarui: 14 Agustus 2025   15:31 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang mengenal bupati zaman kolonial. Mereka dianggap sebagai penguasa yang absolut. 

Mereka sering digambarkan suka berfoya-foya. Mereka juga suka menumpuk semua kekayaan. Kehidupan mewah para bangsawan kontras. Kehidupan itu kontras dengan derita rakyat. 

Gambaran seperti ini tidak sepenuhnya salah. Namun sejarah mencatat ada sosok berbeda. Sosok itu memilih sebuah jalan lain. 

Salah satunya adalah Raden Adipati Kusumahningrat. Ia memimpin wilayah Kabupaten Cianjur. Ia menjabat dari tahun 1834 hingga 1862. (Universitas STEKOM).

Kusumahningrat lebih dikenal sebagai seniman intelektual. Ia bukan tipe birokrat yang kaku. Ia juga tidak menjaga jarak dengan rakyat. 

Namanya harum sebagai seorang pujangga terkenal. Ia juga penggagas genre musik khas. Ia akrab dengan sebutan Dalem Pancaniti. (Tirto.id, 2025). 

Citra unik ini membuatnya tampak istimewa. Seolah hanya dia bangsawan baik hati. Ia berada di tengah para elite korup. Tentu pandangan ini perlu dikaji lagi. 

Pandangan hitam-putih ini butuh kajian mendalam. Sejarah nyatanya tidak sesederhana itu. Mungkin ada bupati lain yang berjasa. Namun kisah mereka tidak begitu populer. Kisahnya tak secemerlang nama besar Kusumahningrat.

Di balik citranya sebagai seniman halus, ada sisi lain yang sangat menarik. Kusumahningrat bukan orang yang lari. Ia tidak lari dari dunia politik. Ia adalah seorang yang sangat cerdas. Ia cerdas secara strategi dan politik. 

Beberapa karya sastranya ditulis sengaja. Ditulis untuk sebuah tujuan politis. 

Misalnya hikayat tentang silsilah bupati. Karya itu menegaskan garis keturunannya. Garis keturunan sebagai penguasa Priangan sah. Ini menunjukkan seni adalah alat kekuasaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun